Judul : My Summer
Author : Hwang Min Hyo
Cast : Hwang Min Hyo, Hwang Sung Young, Han Chan Hwa, JoTwin, all member SHINee, Kim Jong In, Oh Se Hoon, dll (temukan sendiri sambil baca ne).
Genre : Romance, Friendship
Rated : T (of course)
Disclaimer : Mereka bukan punya
saya. Saya Cuma pinjem nama saja. Jika ada kesamaan nama, saya mohon maaf. Dan
cerita ini milik saya murni dari khayalan tingkat tinggi saya.
Silahkan baca~ J
Buat yang ngga suka mending ngga usah baca deh. Karena saya ngga menerima bash. Kan dari awal sudah saya peringatkan. Bagi yang tidak suka bisa langsung klik tombol silang merah di pojok atas bereskan? J
@ Performing Arts High
School, Seoul, South Korea (07.00 KST)
Pagi yang indah dan segar namun juga sibuk, itulah
Seoul. Banyak orang yang berjalan terburu-buru di trotoar menuju tempat mereka bekerja. Mereka sudah memulai kesibukan pagi mereka. Tak ada bedanya
dengan yeoja ini. Dia tampak terburu-buru mengendarai
mobilnya menuju sebuah sekolah menengah atas paling besar dan paling terkenal di Seoul, yaitu Performing Arts School.
Jam yang melingkar di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 07.00, itu artinya
beberapa detik lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Dia segera memacu mobilnya
memasuki halaman parkir sekolah yang sudah ramai. Jelas sudah ramai karna ini
sudah waktunya masuk kelas -_-. Dia memarkirkan
Ferrari 612 Scaglietti-nya di samping Lamborghini
Murcielago putih yang dia tahu pasti bahwa itu milik sahabatnya sekaligus teman semejanya. Dia segera keluar dari mobil dan berlari menuju
kelas.
Kriiiing~ It’s time
to begin the class. Please enter your own class room.
Yeoja itu tepat memasuki kelas saat bel masuk
sekolah berbunyi. Terlihat nafasnya tersengal-sengal karena efek berlari dari
halaman parkir sampai di dalam kelas. Dia lalu berjalan lunglai ke arah mejanya
yang terletak di pojok kiri depan, sambil
menanggapi sapaan teman-teman sekelasnya.
“Hampir telat eoh?” tanya seorang namja yang
merupakan teman sebangkunya.
“Ck~ semua ini gara-gara Jongin oppa yang memberiku tugas dance dan lagunya saja aku tidak tahu. Jadilah
semalaman aku mencari lagunya, bahkan aku belum mempelajari gerakannya. Aish!” gerutu yeoja itu sambil menangkupkan kepalanya di meja.
“Hahaha~ yang sabar Minhyo-ya. Itu wajar terjadi
pada anggota baru sepertimu,” ucap namja
tadi sambil mengacak pelan rambut yeoja yang duduk di sampingnya dan dipanggil
Minhyo tadi.
“Ck~ arraseo Jo Youngmin!” ucap Minhyo kepada teman sebangkunya yang ternyata adalah Youngmin.
‘Tes…tes… Oke selamat pagi teman-teman semua,’ sapa sebuah suara yang terdengar dari pengeras suara yang ada di setiap
ruangan di sekolah ini. ‘Untuk hari ini ada pengumuman. Yang pertama, untuk
ketua dan wakil ketua setiap club ekstra nanti saat jam istirahat diharap
berkumpul di Aula untuk membahas acara ulang tahun sekolah. Dan yang kedua
sekaligus yang terakhir, seperti biasa ada gosip baru di sekolah. Gosip itu
bisa kalian lihat di mading utama di dekat Aula. Sekian Terima Kasih!’ ucap suara tadi. Itu adalah pengumuman pagi sekolah. Setiap pagi hari
akan ada pengumuman seperti itu sementara sambil menunggu guru memasuki kelas. Pengumuman itu sendiri akan diumumkan oleh anak-anak OSIS atau bisa juga
disebut Dewan Siswa. Sedangkan beritanya bisa berasal dari berbagai ekstra,
perseorangan, atau bahkan guru dan kepala sekolah. Tapi yang paling utama
adalah kelompok madding. Hey, kalian tahukan bahwa kelompok madding itu selalu
update berita? Jadi wajar saja -_-.
“Kira-kira gossip apa ya?” tanya seorang namja
berambut abu-abu di belakang Minhyo. Tunggu, kalian
tidak perlu protes dengan warna rambutnya. Ini kan sekolah seni, jadi wajar
jika penampilan mereka sangat WOW. Dan mewarnai rambut merupakan suatu seni
bukan? “Hei idol! Apa gosip itu mengenai kalian?” tanya namja tadi
kepada Youngmin dan Minhyo.
“Ck~ jangan panggil aku seperti itu tiang!” ucap Minhyo dengan penekanan di akhir ucapannya sambil memutar badannya
menghadap namja tadi.
“Yak! Namaku bukan tiang! Namaku Kim Jin Wan! Orang
tuaku sudah susah payah membuatkanku nama, jadi panggil aku dengan benar!” ucap namja tadi penuh penekanan.
“Ck~ memang kau pikir
orang tua-ku tidak memberiku nama eoh? Sehingga kau memanggilku idol? Well, jika kau berhenti
memanggilku idol aku akan berhenti memanggilmu tiang. Ottae hum?” ucap Minhyo disertai seringaiannya.
“Oke…oke…nona Hwang Min Hyo.
Apa gosip yang dimaksud tadi adalah gosip mengenai kalian?” tanya Jin Wan dengan senyuman yang dibuat-buat.
“Molla~ aku juga tidak tahu,” jawab Minhyo.
“Memang kenapa jika mengenai kami?” tanya Youngmin
ikut bergabung dengan pembicaraan Minhyo dan Jin Wan.
“Anni~”
“Seperti kalian tidak tau saja. Diakan penggemar
Hwang Sung Young sahabat kalian. Jadi dia tidak mau ketinggalan berita
tentangnya,” ucap namja berwajah tampan yang duduk di samping
Jin Wan tiba-tiba dia memotong kata-kata Jin Wan.
“Jeongmal? Kau suka Sung Young? Baiklah akan ku
sampaikan padanya nanti,” ucap Minhyo menggoda Jin Wan sambil menaik turunkan alisnya.
“Aaaa~ jangan! Jangan! Jebal Minhyo jangan sampaikan
hal ini padanya. Aku akan mengungkapkannya sendiri nanti,” mohon Jin Wan kepada Minhyo disertai puppy eyes-nya yang gagal.
“Kapan? Kau tidak pernah berani mengungkapkannya,” ejek namja di samping Jin Wan.
“Yak Chae Jin Seok! Berhenti mengejekku! Memangnya
aku tidak tau kau juga tidak berani mengungkapkan perasaan mu kepada Min~
Hmmpfftt~” ucapan Jin Wan terpotong karena Chaejin segera
membekap mulut Jin Wan.
“Min? Siapa?” tanya Youngmin penasaran.
“Ahaha~ anni. Lupakan saja
ucapan tiang listrik tak tau aturan ini. Haha~” ucap Chaejin sambil tertawa
canggung.
“Selamat pagi anak-anak!” sapa seorang
namja dari arah pintu. Sontak itu membuat semua mata menoleh padanya tak
terkecuali Minhyo, Youngmin, Jin Wan, dan Chaejin.
“Selamat pagi Jung Seongsaengnim~” jawab siswa-siswa serempak. Namja yang notabene guru yang dipanggil Jung
Seongsaengnim tadi melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan
mendudukkan tubuhnya di kursi. Dia mulai membuka buku dan mulai menerangkan
mata pelajaran Matematika. Ya dia adalah guru Matematika.
“Heh Jin Wan! Jangan sampai kau berani mengatakan
bahwa aku menyukai Minhyo. Terlebih di depan Minhyo sendiri,” ucap Chaejin sambil berbisik takut jika pembicaraannya didengar orang
lain.
“Tapi kau tadi juga membuka rahasia ku,” ucap Jin Wan yang lebih mirip gerutuan.
“Oke…oke…aku minta maaf. Aku janji akan membujuk Minhyo untuk tidak mnegatakannya pada Sung Yeo,” ucap Chaejin
sambil mengacungkan dua jarinya membentuk V sign.
“Baiklah. Tapi gosip itu mengenai siapa ya
kira-kira?” tanya Jin Wan penasaran.
“Entah. Tapi ku kira gosip ini tidak akan jauh-jauh
dari Youngmin, Kwangmin, Sung Young, Chanhwa, atau bahkan Minhyo. Mereka kan
cukup terkenal di sekolah,” jawab Chaejin.
“Aku harap gosip ini bukan tentang Sung Young,” ucap Jin Wan.
Other Side
“Kira-kira gosip apa ya? Haaa~ aku harap bukan gosip
tentang ku,” ucap seorang yeoja kepada yeoja lain yang duduk di
sampingnya.
“Semoga juga bukan gosip tentangku.”
“Lalu kalian ingin gosip ini tentang siapa Sung
Young-a, Chanhwa-ya?” tanya seorang namja tampan yang duduk di belakang kedua
yeoja tadi. Kedua yeoja tadi langsung membalikkan badan menghadap namja yang
mengajak mereka bicara.
“Yang penting bukan tentang aku,” jawab kedua yeoja itu bersamaan.
“Chanhwa-ya, siapa tau gosip ini melanjutkan tentang
gosip tentang dirimu dan Gongchan hyung kemarin,” goda namja itu
kepada yeoja yang dipanggilnya Chanhwa.
“Andwaeee~ aku tidak mauuuu~” rengek Chanhwa.
“Ahahaha~ bercanda....” ucap namja
tadi sambil mengusap pelan kepala Chanhwa.
“Wow mesranyaaa~” seru seorang namja yang duduk
disamping namja yang mengelus kepala Chanhwa tadi.
“Yak Minwoo! Kecilkan suaramu! Kau ini,” ucap namja yang mengelus kepala Chanhwa tadi kepada Minwoo sambil menoyor
kepala Minwoo. “Memangnya kenapa jika aku bersikap mesra pada Chanhwa? Kau
cemburu ya? Iyakan? Iyakan?” goda namja tadi pada Minwoo.
“M-Mwo? An-Aniya! Aku…tidak cemburu,” sanggah Minwoo gugup. “Kau ini ada-ada saja Kwangmin.”
“Ahahahahahaha~” Kwangmin, Sungyoung, dan Chanhwa
tertawa terbahak-bahak melihat kegugupan Minwoo yang mungkin terlihat lucu
dimata mereka bertiga.
Break Time
“Hai Youngmin! Hai Minhyo!” sapa Chanhwa yang diikuti Kwangmin dan Sungyoung.
“Oh hai Chanhwa, Sungyoung, Kwangmin!” sapa Minhyo. “Kalian mau kemana?” tanya Minhyo kepada ketiga orang itu.
“Aku kesini ingin mengajakmu berangkat bersama ke
Aula. Kajja!” ajak Chanhwa sambil menarik lengan Minhyo.
“Ah iya, kajja! Eum Youngmin, nanti jika aku telat
masuk kelas tolong ijinkan pada seongsaengnim ya?!” pesan Minhyo
kepada Youngmin sebelum dia berlari ke arah Aula.
“Yah…kekasihmu pergi,” ucap Kwangmin
sambil menepuk pundak Youngmin dan memasang wajah -pura-pura- sedih.
“Ish~ dia bukan kekasihku Kwangmin. Kau jangan
mengada-ada,” jawab Youngmin malas. Lalu dia berjalan menuju
Aula.
“Kau mau kemana? Hei aku tidak mengada-ada,” ucap Kwangmin sambil menarik Sungyoung dan berjalan di samping Youngmin.
“Aku punya bukti. Buktinya kau kemana saja selalu bersama Minhyo. Entah itu ke
kantin, ke perpustakaan, atau kemana saja kau selalu bersama Minhyo. Lalu apa
itu namanya kalau bukan kekasih?” lanjut Kwangmin lagi.
“Itu karena aku sahabatnya,” jawab Youngmin membantah kata-kata Kwangmin.
“Ah jangan mengelak.”
“Aku tidak mengelak Kwangmin. Jika aku dan Minhyo
yang selalu bersama kemana saja kau anggap sebagai sepasang kekasih. Kalau
begitu kau dan Sungyoung juga sepasang kekasih. Kau dan Sungyoung selalu
bersama kemana saja, bahkan kau sering terlihat memeluknya,” ucap Youngmin membalik keadaan sambil melirik
Sungyoung yang sejak tadi berjalan diantara dirinya dan Kwangmin –Sungyoung
ditengah diapit JoTwin-.
“Ne memang aku kekasih Sungyoung,” jawab Kwangmin enteng.
Pletakkk~
Jitakan keras sukses mendarat di kepala Kwangmin.
Tak lain dan tak bukan jitakan itu adalah dari Sungyoung yang sudah memasang
Death Glare terbaiknya namun tetap saja tak menakuti Kwangmin. “Siapa yang
kekasihmu hah?” tanya Sungyoung penuh penekanan.
“Ck~ Sungyoung-a, aku hanya bercanda. Kenapa kau
jadi marah?” gerutu Kwangmin sambil mengelus kepala malangnya yang terkena
jitakan Sungyoung.
“Bercandamu tidak lucu sama sekali!” ucap Sungyoung tajam lalu berlalu meninggalkan JoTwin.
“Haaa~ kamu sih!” ucap Kwangmin
menyalahkan Youngmin.
“Hei! Siapa yang memulai ini?! Kenapa kau
memarahiku?!” ucap Youngmin marah karena dia yang dipersalahkan padahal ini
semua Kwangmin yang memulai. ‘Dasar Prankster!’ batin Youngmin kesal pada
saudara kembarnya.
“Ya…sudah-sudah. Kajja kita susul Sungyoung, mungkin
dia melihat madding,” ucap Kwangmin lalu merangkul
pundak Youngmin.
‘Dasar manusia aneh! Bagaimanapun dia adalah saudara
kembarku,’ batin Youngmin.
@ School Auditorium
“Minhyo! Chanhwa! Kesini!” panggil seorang namja
tampan berkulit tan sambil menepuk tempat duduk di sampingnya.
Minhyo yang mengetahuinya segera menghampiri namja tadi dan mendudukan dirinya
di samping namja tadi.
“Jongin oppa mana
Sehun oppa? Biasanya kau datang dengannya,” tanya Minhyo kepada namja tadi setelah dia mendudukkan diri.
“Aku disini!” ucap seorang
namja yang berkulit seputih susu berbanding terbalik dengan Jongin. Dia mendudukkan diri di kursi kosong disamping Minhyo.
“Ah Sehun oppa!” sapa Minhyo.
“Ehem~ lalu aku duduk dimana eoh?” tanya Chanhwa
sambil mengercutkan bibirnya sebal.
“Duduklah disini,” ucap Sehun
lalu menarik Chanhwa untuk duduk di sampingnya.
“Minhyo-ya, bagaimana lagu yang kemarin ku perintahkan untuk mempelajari itu?” tanya Jongin sambil menoleh menatap Minhyo.
“Ah oppa~ kau tau? Semalaman aku mencari lagu itu
dan mencoba mempelajarinya, sampai-sampai aku tidur jam satu. J-A-M S-A-T-U kau tahu? Kau jahat!” ucap Minhyo manja sambil mengerucutkan bibirnya. Jongin hanya terkekeh kecil melihat tingkah Minhyo, lalu dia mencubit pipi Minhyo.
“Mianhae Minnie-ya,” ucap Jongin. Minhyo hanya tertawa kecil tanda dia sudah memaafkan Jongin. Jongin-pun ikut tertawa.
“Ehem!” deheman Sehun sontak membuat Minhyo menoleh
kearah Sehun. “Minhyo kau mau makan ini bersamaku? Aku tadi membelinya di
kantin,” ucap Sehun sambil menyodorkan keripik kentang yang
dibawanya.
“Gomawo oppa,” ucap Minhyo
mangambil keripik kentang itu tanpa memperhatikannya lebih
dulu. “Uhuk~ uhuk~” tiba-tiba Minhyo tersedak.
“Minhyo gwaenchana? Ini minumlah,” ucap Sehun sambil menyodorkan bubble tea yang dibelinya di kantin tadi.
Minhyo segera mengambil bubble tea itu dan meminumnya. “Gwaenchana Minhyo-ya?”
tanya Sehun sambil mengelus pelan punggung Minhyo, berharap bisa meredakan
batuk-batuk Minhyo.
“Ne oppa gwaenchana. Hanya saja aku tidak tau kalau
keripik kentang ini ternyata diberi bumbu bubuk cabai,” ucap Minhyo.
“Eh? Bubuk cabai? Kaukan tidak tahan pada bubuk cabai Minhyo. Kau benar baik-baik saja?” tanya Chanhwa panik.
Pasalnya dia tahu bahwa sahabatnya itu tidak bisa bertahan dengan bubuk cabai.
“Aigoo! Kau tidak tahan bubuk cabai Minhyo-ya?
Mianhae aku tidak tau,” ucap Sehun meminta maaf.
“Ah gwaenchana oppa. Aku baik-baik saja kok,” ucap Minhyo sambil tersenyum untuk meyakinkan bahwa dia baik-baik saja.
Dia tidak mau Sehun merasa bersalah. Dia kembali meminum bubble tea tadi hingga
habis tak bersisa.
“Kau suka bubble tea?” tanya Sehun pada Minhyo.
Karena dia melihat Minhyo sangat menikmati bubble tea yang diberinya tadi,
padahal bubble tea itu bekas dia minum. Ingat BEKAS dia minum.
“Eh?” Minhyo menatap Sehun bingung lalu menatap
gelas bubble tea yang sudah kosong di tangannya. “Aigoo! Ah mianhae oppa. Aku
menghabiskan bubble tea-mu. Aigoo bodohnya aku. Oppa biar aku belikan lagi.
Tunggu disini sebentar,” ucap Minhyo panik.
“Tidak usah. Acaranya sudah akan dimulai. Dan lagi
pula aku masih punya satu,” ucap Sehun sambil menunjukkan
satu gelas bubble tea.
“Tapi oppa, benar tidak apa-apa?” tanya Minhyo ragu.
Dia takut Sehun akan marah padanya.
“Ne. Gwaenchana. Jika kau memang suka kau boleh
minum ini juga kok,” ucap Sehun sambil tersenyum.
“Ani oppa. Aku sudah menghabiskan bubble tea-mu
tadi. Lagi pula apa oppa pikir aku serakus itu eoh?” ucap Minhyo sambil
mengerucutkan bibirnya.
“Ahahaha~ anni. Aku tidak berpikir begitu. Hanya saja kupikir kamu masih
mau,” jawab Sehun sambil tertawa.
“Ehehehe~ anni oppa.” jawab
Minhyo.
“Baiklah semuanya. Kita akan mulai rapat hari ini,” ucap seorang namja di atas podium. “Seperti yang
kita tahu bahwa besok adalah hari ulang tahun sekolah. Kita sudah merencanakan
sebelumnya untuk memeriahkan acara ulang tahun sekolah kita tahun ini. Kita tahu
bahwa acara ulang tahun sekolah kali ini diadakan di Pulau Jeju. Pihak sekolah
sudah menyewa apartemen untuk kalian. Saya selaku kepala sekolah meminta kalian
untuk menjaga diri baik-baik. Dan lagi kalian sudah tau kan bahwa akan ada
contest antar Club Dance dan Club Vocal? Untuk itu saya minta kalian bisa
mempersiapkannya dengan baik. Meski begitu club ekstra lainnya juga harus ikut
berpartisipasi. Arra?” ucap Kepala Sekolah panjang lebar dan hanya di-iya-kan
oleh para ketua dan wakil Club.
“Mian Hwang Dong Wan seonsaengnim, saya ingin
bertanya,” ucap seorang yeoja yang duduk di barisan paling
depan.
“Ne Jin Ri. Silahkan!” ucap Dong Wan -sang kepala sekolah-
“Seperti apa yang seongsaengnin telah katakan bahwa
kita akan menginap di apartemen. Apartemen mana yang akan kita gunakan?” tanya
Jin Ri.
“Aaaah~ itu. Kita akan menginap di salah satu
apartemen milik teman kalian yang baru bergabung di sekolah ini selama kurang
lebih satu bulan, Hwang Min Hyo. Apatemen itu letaknya cukup dekat dengan
pantai,” jawab Dong Wan. Seketika seluruh siswa yang ada di
ruangan itu menoleh ke arah Minhyo. Dan Minhyo yang ditatap oleh cukup banyak
siswa hanya tersenyum salah tingkah. Lalu dia menatap tajam Dong Wan dengan
tatapan yang berarti ‘apa-yang-sudah-kau-lakukan?’
“Ah baiklah ada yang ingin bertanya lagi?” tanya
Dong Wan untuk mengalihkan perhatian para siswa.
“Ah Hwang seonsaengnim. Kita akan menginap di sana
selama berapa hari?” tanya Jongin.
“Kita di sana hanya akan menginap 3 hari, dan
setelah itu kalian pulang ke rumah masing-masing untuk melanjutkan liburan
musim panas,” jawab Dong Wan.
“Haaa~ benar juga ya. Kita kan ke Jeju saat awal
liburan musim panas,” ucap Jongin pelan.
“Baiklah sepertinya semua sudah paham. Untuk
persiapan selanjutnya saya serahkan kepada Kesiswaan dan masing-masing Pembina
Club. Sekian. Terima kasih!” ucap Dong Wan
mengakhiri pembicaraannya.
“Minhyo-ya, setelah ini apa aku akan ke kelas?” tanya
Jongin dan Sehun bersamaan.
“Eh? Ne oppa. Waeyo?” tanya Minhyo balik.
“Ani, hanya ingin bertanya saja. Apa kau sudah
melihat mading?” tanya Jongin.
“Belum oppa. Memang ada berita apa?”
“Sebaiknya kita melihatnya sendiri Minhyo-ah,” ucap Sehun sambil menarik Minhyo keluar dari Aula dan menuju mading
utama.
“Ck~ mereka mesra sekali,” ucap Chanhwa yang malah lebih mirip gerutuan.
“Kau cemburu?” tanya Jongin.
“Mwo! Cemburu?! Bahasa macam apa itu? Oppa, di dalam
kamusku tidak ada kata cemburu untuk namja evil seperti dia,” ucap Chanhwa sarkastik.
“Jongin! Chanhwa!” ucap seorang namja yang sepertinya adalah seorang guru di sekolah ini.
Ya, itu bisa dilihat dari baju yang dikenakannya.
“Ne sunbae?” jawab Jongin.
“Babbo! Ini masih jam pelajaran, panggil aku seonsaengnim.
Baru nanti setelah jam sekolah berakhir kau bisa memanggilku
sunbae,” ucap namja tadi sambil memandang Jongin tajam.
“Ehehehe~ mianhae. Ne Park Choong Jae seonsaengnim,
ada yang bisa saya bantu?” tanya Jongin dengan nada sedikit bercanda.
“Setelah ini kalian berkumpul di ruang latihan
arra?! Aku sudah mengirim ijin ke kelas kalian masing-masing. Oh ya, mana
Minhyo dan Sehun? Apa mereka berpacaran lagi?”
“Mereka tidak berpacaran seonsaengnim!” ucap Jongin dan Chanhwa bersamaan.
“Haha~ kalian malah cemburu. Ya
sudah, segera cari Minhyo dan Sehun sekarang, lalu ajak mereka ke ruang latihan!” pesan Choong Jae kepada Jongin dan Chanhwa
sebelum dia pergi meninggalkan mereka.
“Aish~ kajja Chanhwa kita panggil Minhyo dan Sehun,” ajak Jongin lalu dia berjalan keluar Aula
untuk mencari Minhyo dan Sehun di mading utama. Jongin menatap heran kearah mading sekolah yang sudah penuh sesak dengan
siswa-siswa yang terlihat sangat antusias. ‘Aih~ mereka itu seperti akan ada
pembagian beras gratis saja.’ batin Jongin lalu tiba-tiba
dia merasakan tepukan di bahunya. Dia segera menoleh dan mendapati sekelompok
namja yang terdiri dari kira-kira 8 siswa sudah berdiri di depannya.
“Wah Jongin ‘Sunbae’! Kau
beruntung sekali bisa mendapatkan Minhyo. Kami sebagai
fans-nya berpesan, jangan sampai kau menyakiti Minhyo
kami arra!” ucap seorang namja yang Jongin ketahui
bernama Chaejin, teman sekelas Minhyo sekaligus anggota Club Dance. Namja itu
beserta namja lainnya yang sepertinya adalah teman satu grupnya meninggalkan
Jongin setelah sebelumnya memberi Jongin ‘deathglare’ gratis. Sedangkan Jongin yang tidak
tahu apa-apa hanya mengerjapkan matanya bingung.
“Apa yang mereka bicarakan? Aku sama sekali tidak
mengerti,” ucap Jongin bingung.
“Oppa sebaiknya kita segera kesana. Lihat! Minhyo
dan Sehun oppa sepertinya terjebak di tengah kerumunan,” ucap Chanhwa sambil menunjuk ke arah Minhyo dan Sehun yang memang
terjebak di tengah kerumunan siswa yang jumlahnya sangat banyak di depan mading
utama itu. Tak perlu ‘Babibu’ lagi Jongin langsung
berlari ke arah kerumunan siswa itu dan Chanhwa hanya mengekor di belakang.
“Eh?” tiba-tiba Jongin berhenti yang
membuat Chanhwa hampir menabrak Jongin dari belakang.
“Ya! Ada apa sih oppa?!” ucap Chanhwa sambil
marah-marah.
“Apa itu? Hubungan sebenarnya antara Ketua umum Club
Dance dan Wakil ketua 2 Club Dance?” ucap Jongin sambil membaca
tulisan yang ada madding utama. Di sana juga terpasang foto-foto Jongin dan Minhyo yang terlihat mesra sambil bergandengan tangan, bahkan ada
satu foto yang terlihat seperti Jongin sedang memeluk
Minhyo di samping mobil Minhyo. Bahkan foto itu berukuran paling besar daripada
foto-foto yang lain.
“Oh Ha! Ada ‘Sang Ketua Umum’ rupanya!” kata seorang siswa dengan penuh penekanan. Siswa-siswa lain yang
mendengarnya pun sontak menoleh kebelakang mencari sosok Ketua
Umum Club Dance a.k.a Jongin. Minhyo dan
Sehun yang merasa mendapat kesempatan untuk kabur dari kerumunan siswa itupun
segera berlari mendekati Jongin dan Chanhwa.
“Sunbae Ketua Umum yang terhormat, apa gossip ini
benar ha? Saya dan mungkin teman-teman anggota Club Dance yang lain merasa
kecewa dengan berita ini. Kami sudah rela pulang sampai sore hari demi latihan
yang sunbae bilang sangat penting. Tapi ternyata sunbae hanya ingin membuat
situasi yang tepat untuk berpacaran dengan Minhyo. Atau
jangan-jangan Minhyo bisa menjadi wakil ketua juga gara-gara ini? Padahal kita
semua tahu bahwa Minhyo baru bergabung satu bulan yang lalu,” ucap seorang siswa yang mendapat anggukan dari siswa lainnya.
“B-bukan… Bukan begitu… A-aku dan Jongin oppa itu sebenarnya~” ucap Minhyo terbata.
“Bukan begitu. Aku dan Minhyo itu tidak mempunyai
hubungan spesial apapun kecuali hubungan ‘Sunbae-Hobae’ di kelas dan
‘Ketua-Wakil’ di Club. Dan foto itu ku akui ada, foto itu aku rasa diambil saat
Minhyo akan mengantarku pulang satu bulan yang lalu. Kalian yang merupakan
anggota Club Dance pasti juga tahu bahwa satu bulan terakhir ini kita berlatih
keras untuk acara ulang tahun sekolah. Dan satu bulan yang lalu kita pulang
terlalu sore, karena bus yang lewat di dekat daerah rumahku
sudah habis, maka dari itu Minhyo mengantarku pulang. Tapi foto yang paling
besar itu aku rasa hanya salah paham. Aku tidak pernah merasa aku memeluk
Minhyo. Atau mungkin kurasa itu diambil sewaktu Minhyo tersandung, tapi itupun
aku tidak memeluknya karena Minhyo segera berpegangan pada pintu mobilnya, jadi
foto itu hanya salah paham. Dan mengenai posisi Minhyo sebagai wakil ketua 2
itu kalian juga pasti tahu bahwa Minhyo mampu, lagi pula Choong Jae sunbae juga
merekomendasikan Minhyo. Jadi apa lagi yang membuat kalian berpikir negatif
tentang Minhyo ha?” ucap Jongin panjang lebar mencoba menjelaskan kepada siswa-siswa yang ada di sana.
“Kami harap yang kau ucapkan ini benar sunbae,” ucap seorang siswa.
“Kau bisa mempercayai ucapanku,” ucap Jongin mantap.
Kerumunan siswa itupun perlahan-lahan semakin
berkurang dan sekarang sudah habis sama sekali, hanya tersisa Minhyo, Chanhwa,
Sehun, dan Jongin yang saling diam. Mereka
tenggelam dalam pemikiran masing-masing, terutama Minhyo yang masih syok dengan
berita ini. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa nama bahkan fotonya bisa
terpampang di mading sekolah terlebih lagi dalam kasus seperti ini, pasalnya
sebulan yang lalu dia adalah siswa baru di sekolah ini dan sekarang sudah
hampir ah atau mungkin semua siswa sudah mengenalnya. Mereka masih melamun
hingga sebuah suara membuyarkan lamunan mereka.
“Kalian berempat. Apa yang kalian lakukan disini?
Kita harus berkumpul di ruang latihan segera.”
“Eh, Minwoo. Ne arra. Minhyo, Sehun kajja kita ke
ruang latihan sekarang. Choong Jae sunbae sudah menyuruh kita untuk berkumpul,” ucap Jongin.
“Ne,” ucap Minhyo
dan Sehun bersamaan. Dan mereka berempatpun segera berjalan mengikuti Minwoo
yang notabene ketua 2 di Club Dance.
“Hah aku tidak percaya ini bisa terjadi,” ucap Minhyo lemah.
“Hmm?” gumam Jongin yang berjalan
di samping Minhyo.
“Aku tidak menyangka bahwa kejadian aku mengantar
oppa sebulan lalu itu bisa menjadi berita menghebohkan seperti ini,” jawab Minhyo menanggapi gumaman Jongin tadi.
“Sudahlah, aku sudah menjelaskan semuanya kan tadi.
Jadi kau tidak perlu khawatir,” ucap Jongin menenangkan sambil menepuk pelan kepala Minhyo.
“Ehem! Minhyo kau kenapa?” tanya Sehun sambil
mendorong Jongin untuk menyingkir dari samping Minhyo. Jongin hanya mengalah dan berjalan disamping Chanhwa sambil sedikit mengobrol
mengenai kegiatan Club Basket yang memang mereka ikuti.
“Anni oppa. Aku
hanya tidak siap jika sampai seluruh siswa mengenalku dengan cara seperti tadi,” jawab Minhyo lirih.
“Kaukan memang sudah dikenal banyak siswa sejak
pertama kali kau masuk. Kaukan sahabat keempat bintang sekolah, jadi itu juga
sudah membuatmu terkenal,” ucap Sehun.
“Hhh~ ne oppa,” ucap Minhyo
sambil menghela nafas. Dia memang tidak suka menjadi seseorang yang menonjol,
karena menurutnya akan ada orang-orang yang mengganggu ketenangannya. Dia lebih
suka menjadi siswa biasa saja dan bisa berlaku bebas serta berteman dengan
bebas.
“Hei! Jangan hanya mesra-mesraan terus! Aku merasa
sebagai pengganggu disini,” ucap Minwoo.
“Ya! Kami tidak bermesraan!” ucap Minhyo, Chanhwa,
Sehun, dan Jongin bersamaan. Merekapun
melanjutkan berjalan ke ruang latihan dengan diam karena mereka tidak mau
Minwoo menyebar gosip yang tidak-tidak. Bisa sajakan Minwoo menyebar gosip
bahwa sewaktu seluruh ketua dan wakil diperintahkan untuk berkumpul mereka
malah asik berduaan dan mengabaikan dirinya. Begitu bisa sajakan? Lagipula
Minwoo juga cukup punya banyak teman untuk membantunya.
~Skip Time~
“Youngmin, setelah ini kau akan pulang?” tanya
Minhyo kepada Youngmin. Saat ini mereka berdua sedang merapikan buku-buku
pelajaran karena bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang
lalu.
“Hmm~” gumam Youngmin dengan nada dingin untuk
menjawab pertanyaan Minhyo, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun untuk sekedar
menatap Minhyo, menghargai ucapan Minhyo begitu.
“Y-Youngmin. Kenapa kau begitu?” tanya Minhyo ragu,
rupanya dia menangkap kesan dingin dari jawaban Youngmin tadi.
“Anni!” jawab Youngmin -lagi-lagi- dengan nada dingin.
“Jika memang tidak~” ucap Minhyo terpotong karena tiba-tiba
ada 2 orang yeoja dan seorang namja memasuki ruang kelas Youngmin dan Minhyo,
yang tak lain adalah Sungyoung, Chanhwa, dan Kwangmin.
“Hey yo, bro~” sapa Kwangmin sambil meninju pelan
lengan Youngmin. “Ish~” Youngmin hanya mendesis kecil sambil mengelus lengannya
yang ditinju Kwangmin tadi. Youngmin yang sudah selesai membereskan
buku-bukunya segera pergi meninggalkan keempat sahabatnya tanpa mengucapkan
sepatah katapun sehingga membuat mereka berempat melongo tak mengerti.
“Kenapa dia? Apa marah? Jarang-jarang dia berlaku
begitu?” tanya Kwangmin kepada 3 yeoja yang ada di
depannya.
“Molla,” jawab Chanhwa
singkat, karena memang dia tidak tahu apa yang terjadi.
“Minhyo-ya, apa tadi Youngmin juga berlaku seperti
tadi padamu?” tanya Sungyoung sambil mendudukkan dirinya di kursi Youngmin.
Minhyo mengangguk untuk menjawab pertanyaan Sungyoung. “Oke sepertinya aku tahu
apa masalahnya,” ucap Sungyoung kemudian.
“Apa?” tanya Chanhwa.
“Youngmin cemburu,” jawab
Sungyoung singkat namun bisa membuat ketiga orang di hadapannya kaget.
“MWOYA?! Cemburu?! Pada siapa?” tanya Kwangmin
heboh. Sedangkan Chanhwa dan Minhyo menatap Sungyoung dengan tatapan
‘apa-maksud-mu?’.
“Ya, Youngmin cemburu karena berita di mading utama
tadi. Tentang hubungan Minhyo dan Jongin sunbae. Kwangmin, apa kau tidak melihat ekspresi Youngmin setelah membaca mading
tadi? Dia terlihat kaget dan kecewa,” ucap
Sungyoung. Kwangmin hanya mengangguk membenarkan ucapan Sungyoung.
“Kau bercanda Sungyoung-ah,” ucap Minhyo lalu melanjutkan kegiatannya merapikan buku-buku dan bergegas
pulang.
“Sungyoung berkata benar Minhyo-ya. Aku juga
melihatnya sendiri tadi,” jawab Kwangmin yakin.
“Oke sebaiknya itu kau selesaikan sendiri. Tapi ada
hal yang benar-benar ingin ku tanyakan. Apa hubungan mu dengan Jongin sunbae benar seserius itu? Apa berita di mading
itu benar?” tanya Sungyoung sambil memandang Minhyo lekat-lekat seolah
mengintimidasi supaya Minhyo tidak berbohong.
“Bukan begitu. Aku tidak mempunyai hubungan special
dengan Jongin oppa. Semua hanya salah paham. Foto itu memang
ada, tapi itu bukan sewaktu aku berpacaran dengan Jongin oppa. Foto itu terjadi saat aku mengantar Jongin oppa sebulan yang lalu,” jawab Minhyo
sungguh-sungguh.
“Mengantar Jongin sunbae sebulan yang lalu? Bukankah sebulan yang lalu itu kau baru masuk skolah
ini?” tanya Kwangmin.
“Ya. Itu adalah hari pertama aku sekolah,” jawab Minhyo.
“Bagaimana bisa?”Tanya Chanhwa.
Flashback
“Aigoo~ lelahnya….” keluh Minhyo
sambil menyenderkan tubuhnya pada dinding di salah satu sisi ruang dance.
Sekarang Minhyo baru saja selesai latihan di club dance. Walaupun hari ini
adalah hari pertama dia masuk di sekolah baru, tapi dia memutuskan untuk
mengikuti club dance seperti sahabatnya, Chanhwa yang sudah lebih dulu bergabung
di club dance.
“Eh?” Minhyo yang merasakan benda dingin menyentuh
pipi kirinya segera mendongak. Ternyata itu adalah Jongin yang sedang menyodorkan sebotol air mineral dingin. “Minumlah kau pasti
haus,” ucap Jongin lembut.
“N-Ne. Gamsahamnida sunbae,” jawab Minhyo lalu tangannya terulur untuk menerima air mineral itu.
“Hhh~ kau tidak perlu seformal itu padaku. Panggil
saja aku oppa dan kau tidak perlu menggunakan kata-kata formal lagi,” Jongin ikut mendudukan dirinya di samping Minhyo. Dia mulai
meminum air mineral miliknya sendiri hingga habis setengahnya.
“Ah ne oppa,” jawab Minhyo
sambil tersenyum. Dia juga mulai meminum air mineral pemberian Jongin tadi.
“Minhyo-ya, kita pulang sekarang?” ajak Chanhwa kepada Minhyo. Sekarang Chahwa sudah bersiap pulang membawa
tasnya.
“Yah Chanhwa-ya. Aku masih lelah pulangnya nanti
saja,” jawab Minhyo sambil memasang puppy eyes-nya.
“Tapi Minhyo, aku sudah ditelpon eomma supaya cepat
pulang. Eomma menyuruhku mengantar desain ke rumah Park ahjumma. Ayolah, aku tidak
mau sampai eomma memarahiku,” ucap Chanhwa
yang berganti memohon pada Minhyo.
“Kalau begitu pulanglah lebih dulu. Nanti biar aku
pulang sendiri. Lagi pula aku masih ingat jalan pulang,” jawab Minhyo.
“Tapikan, aduuuh aku tidak mau Uncle Caiden dan Sung
Yo ahjumma memarahiku karena membiarkanmu pulang sendiri di hari pertama kau
masuk sekolah,” rengek Chanhwa.
“Aish, pulanglah dulu. Aku bilang aku bisa pulang
sendiri. Aku bukan anak kecil Chanhwa. Dan akan ku jamin aku tidak akan mengadu kepada appa dan eomma.”
“Jeongmal? Jinnjayo?”
“Ne. Aku janji,” ucap Minhyo
sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjukknya membentuk V sign.
“Ya sudah kalau begitu. Kau hati-hati pulangnya, dan
jangan lupa kembalikan bajuku yang kau pakai itu,” Chanhwa
akhirnya mau pulang lebih dulu.
“Oke…oke…jangan khawatir, aku akan
mengembalikannya.”
“Ya, aku pulang ne? Oppa aku pulang dulu,” pamit Chanhwa. Dia segera berlari keluar menuju parkiran untuk mengambil
mobil dan segera pulang ke rumahnya.
Sedangkan Minhyo melanjutkan acara istirahatnya yang
tadi sempat diinterupsi Chanhwa. “Minhyo-ya, apa kau masih lama di sini?” tanya
Jongin yang juga masih setia duduk di samping Minhyo.
“Wae oppa? Apa kau juga ingin segera pulang?” tanya
Minhyo sambil menoleh menatap Jongin.
“Hmm~ itu...begini, aku
harus segera mengunci ruang latihan ini dan juga harus segera pulang. Karena
bus yang melewati daerah rumahku akan habis jam setengah 5. Dan tanpa bus itu aku tidak akan bisa pulang,” jawab Jongin.
“Berarti sekarang sudah tidak ada bus ke daerahmu oppa,” ucap Minhyo santai sambil
menunjuk jam dinding yang tergantung di salah satu sisi dinding.
“OMO!! Jam 5 kurang 15 menit? Aigoo~ bagaimana aku
pulang?” ucap Jongin panik sambil memasukkan
barang-barangnya ke dalam tas-nya dengan asal.
“Hehehe~ tidak usah panik oppa. Kajja!” ucap Minhyo santai. Dia mengambil tasnya dan menarik lengan kiri Jongin untuk mengikuti dirinya.
“Kemana?” tanya Jongin bingung. “Ku
antar pulang,” jawab Minhyo singkat.
Setelah mengunci pintu ruang latihan Jongin masih senantiasa ditarik paksa oleh Minhyo hingga parkiran.
“Tapi Minhyo bagaimana kau mengantarku?” tanya Jongin.
“Aku membawa mobil oppa.”
“Bukan itu maksudku. Tapi kau kan baru kali ini di
Korea, apa kau tahu pasti daerah-daerah di sini?”
“Ya aku sudah pernah tinggal di Korea sebelumnya
oppa. Aku hanya meninggalkan Korea selama 4 tahun saja.”
“Tapi apa kau menjamin kau masih ingat?”
“Tidak. Tapi kau bisa memberiku petunjuk dan aku
akan mengantarmu sampai tujuan dengan selamat.”
“Lalu caramu kembali?” tanya Jongin lalu menghentikan langkahnya yang juga membuat Minhyo berhenti.
“Aku akan melewati jalan yang kita lewati
sebelumnya. Itu mudah,” jawab Minhyo lalu mulai menarik Jongin lagi. “Masuklah oppa,”ucap Minhyo sambil membukakan pintu untuk Jongin. Jongin yang masih ragu-ragu tidak segera masuk ke dalam
mobil dan hanya diam berdiri saja. Minhyo yang merasa kesal pun mendorong Jongin untuk segera masuk mobilnya.
Namun tiba-tiba kaki Minhyo tersandung batu dan membuat keseimbangan tubuhnya
menghilang. Dia sudah hampir jatuh ke pelukan Jongin, tetapi Minhyo segera berpegangan pada pintu mobilnya untuk menjaga keseimbangannya.
“Gwaenchana Minhyo-ya?” tanya Jongin memastikan Minhyo baik-baik saja.
“Gwaenchana oppa. Cepat masuk.”
Akhirnya Jongin pun hanya bisa
menurut, dia memasuki mobil Minhyo. Dan Minhyo juga segera mendudukkan diri di
kursi kemudi dan mulai menginjak pedal gas untuk memacu mobilnya meninggalkan
halaman parkir Performing Arts High
School.
“Ini kah rumah oppa?” tanya Minhyo setelah dia
menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah bergaya modern yang cukup besar dan
bercat coklat terang. Sekarang mereka sudah tiba di depan rumah Jongin, setelah tadi Jongin menunjukkan jalan menuju
rumahnya.
“Ne ini rumahku. Jika kau mau mampirlah sebentar,” jawab Jongin.
“Ani oppa, mungkin lain kali saja. Aku harus segera
pulang, mungkin oppa-ku sudah pulang
dari kantor, dan dia akan mencincangku jika aku pulang terlalu malam.”
“Oh ya sudah kalau kau tidak mau. Gomawo ne sudah
mengantarku.”
“Cheonmaneyo oppa. Ah ya oppa, disini nama daerahnya
apa?” tanya Minhyo.
“Ini adalah Gangnam, Apgujeong. Nomor rumahku 250,” jawab Jongin.*anggap aja gitu*author maksa
XD
“Oh ne. Gangnam, Apgujeong. Oke oppa, akhirnya aku
mengenal 1 daerah lagi,” ucap Minhyo riang. Jongin yang melihatnya hanya terkekeh pelan.
“Ya sudah oppa masuk dulu ne?” Jongin beranjak
keluar dari mobil Minhyo.
“Ne oppa annyeong!” ucap Minhyo
sambil melambaikan tangan setelah Jongin sudah keluar
dari mobilnya.
“Ne hati-hati di jalan!” ucap Jongin sambil membalas lambaian Minhyo
hingga mobil Ferrari 612 Scaglietti putih milik Minhyo itu menghilang dari pandangannya.
Flashback Off
“Begitulah~” ucap Minhyo mengakhiri ceritanya. Dia lalu
beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar kelas diikuti Sungyoung,
Kwangmin, dan Chanhwa.
“Kau bilang tadi rumah Jongin sunbae di daerah Gangnam, Apgujeong?” tanya Sungyoung memastikan apa yang didengarnya benar dari cerita
Minhyo tadi.
“Ne. Wae?”
“I…itu…disamping rumah Taemin SHINee. Rumah Taemin
no 251. Jadi Jongin sunbae tetangga
Taemin?” ucap Sungyoung tiba-tiba. Raut wajahnya menunjukkan rasa syok.
“Apa kau bilang? Taemin? Darimana kau tahu
rumahnya?” tanya Chanhwa dan Kwangmin bersamaan. Sungyoung yang baru sadar
bahwa dia keceplosan langsung menutup mulutnya dan merutuk dalam hati.
“Cepat katakan dari mana kau tahu rumah Taemin
Sungyoung-a. Aku rasa rumah seorang artis itu selalu di rahasiakan!” ucap Chanhwa tajam, tatapan matanya pun sangat tajam seolah ingin
menguliti Sungyoung hidup-hidup.
“I…itu…itu…ng~ kalian janji jangan katakan pada
siapapun ya?” pinta Sungyoung.
“Iya. Kami berjanji. Jadi cepat katakan.” ucap
Kwangmin tidak sabar.
Flashback
Ting Tong~
Sungyoung memencet bel rumah seseorang. Berulang
kali dia memencet tapi tidak juga ada jawaban. Dia yang merasa tidak sabar
ingin menggedor pintu rumah itu, tapi keburu sudah ada yang membukanya. Nampak
seorang yeoja paruh baya yang mengenakan pakaian ala maid.
“Em, bi. Apa Park ahjumma ada?” tanya Sungyoung
kepada yeoja itu yang ternyata adalah seorang maid.
“Park Agassi ada kok. Silahkan masuk nona,” jawab maid itu mempersilahkan Sungyoung masuk. Sungyoung segera mengikuti
maid itu ke ruang tamu. “Silahkan duduk, biar saya panggilkan Park Agassi dulu.
Hmm~ anda ingin minum apa nona?” tanya maid itu sopan.
“Aku air putih saja bi,” jawab
Sungyoung. “Baiklah,” maid itu segera meninggalkan
Sungyoung untuk memanggil majikannya. Tak berapa lama terdengar suara gaduh
seseorang -atau mungkin lebih?- sedang menuruni tangga.
“Eomma aku pergi dengan Jjong oppa dulu ne?!” ucap sebuah suara yang sepertinya berasal dari seorang yeoja yang dikenal
Sungyoung.
‘Mungkin Min Ra’ batin Sungyoung dalam hati. Ya, Min
Ra adalah putri Park ahjumma pemilik rumah ini. Dan Min Ra adalah teman
setingkatnya di sekolah.
“Oppa kajja!” tampak seorang
yeoja berambut panjang sedang menarik tangan seorang namja melewati ruang tamu.
Sungyoung yang memang ada di ruang tamu menatap yeoja itu yang ternyata benar Min
Ra. ‘Tapi tunggu namja itu~”
“Kim Jonghyun?” ucap Sungyoung refleks. Min Ra yang mendengar itu segera menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah
Sungyoung dengan gerakan Slow motion. Dari tatapan matanya sangat terlihat
bahwa Min Ra shock dengan keberadaan Sungyoung di rumahnya. Tapi
buru-buru dia memperbaiki raut wajahnya dan segera menarik namja tadi keluar.
Sedangkan Sungyoung masih bengong di tempatnya. ‘Aku yakin dia Kim Jong Hyun
SHINee. Aku tidak mungkin salah. Tapi kenapa dia ada di sini? Apa Min Ra kenal
dengannya?’ batin Sungyoung.
“Sungyoung-a, kau sudah lama nak?” tanya Park
ahjumma memecah lamunan Sungyoung. Sungyoung yang tersadar dari lamunannya
segera tersenyum pada Park ahjumma. “Belum kok ahjumma,” jawab Sungyoung.
“Ah ahjumma, eomma tadi menyuruhku memberikan file
ini kepada ahjumma,” ucap Sungyoung lalu menyerahkan
map yang berisi desain-desain baju dari eommanya. Ya, eomma Sungyoung memang
seorang perancang desain baju. Dan dia mengajak Park Min Ae-eomma Min Ra- untuk
bekerjasama dengannya. Park Min Ae bertugas menerapkan rancangan desain dari Hwang
Min Gi atau yang lebih dikenal dengan Kelly Hwang-eomma Sung Young- lalu mereka
memasarkan baju-baju itu di butik milik Kelly Hwang.
“Gomawo Sungyoung-a,” ucap Park Min
Ae sambil tersenyum.
“Chonmaneyo ahjumma. Ehm~ ahjumma mianhae. Aku tidak
bisa berlama-lama di sini, aku harus segera pulang karena ada banyak tugas
sekolah,” Sungyoung mencari alasan untuk segera pulang ke
rumah. Dia benar-benar ingin memikirkan hubungan yang paling mungkin antara Min
Ra dan Jonghyun.
“Yah, padahal ahjumma masih ingin ngobrol denganmu.
Tapi kalau kau sudah memakai tugas sebagai alasan ahjumma tidak akan memaksa,” ucap Min Ae sambil tersenyum. “Sering-seringlah datang kemari dan
sekali-sekali temanilah ahjumma mu ini. Min Ra selalu sibuk dengan namja chingunya
tadi, jadi ahjumma kesepian,” lanjut Min Ae.
‘Namja chingu?’ batin Sungyoung. “Ahaha~ ne ahjumma.
Lain kali aku akan menemani ahjumma,” jawab
Sungyoung. “Kalau begitu aku pamit ahjumma,” Sungyoung
berjalan menuju pintu dengan diantar oleh Min Ae.
“Hati-hati dijalan ne?” pesan Min Ae.
“Ne ahjumma,” jawab
Sungyoung lalu segera menuju mobilnya setelah Min Ae sudah kembali masuk ke
dalam rumah. Tapi sebelum dia sempat menyentuh pintu mobilnya tiba-tiba ada
seseorang yang membalikkan tubuhnya. “Ya~” Sungyoung yang awalnya ingin
berteriak memarahi orang itu mengurungkan
niatnya, karena yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Jonghyun dan Min Ra
yang sedang menatapnya tajam. Sungyoung menunduk sambil memainkan ujung kaosnya
pertanda dia gugup. Hey, Sungyoung memang selalu gugup jika ada yang
memandangnya tajam, apalagi sekarang ada seorang ‘StarIdol’ yang sangat terkenal
yang selama ini mungkin bisa bertatap muka adalah sebuah khayalan belaka.
“Lupakan semua ini! Anggap tidak pernah terjadi,” ucap Min Ra tiba-tiba dengan nada bicaranya yang dingin dan tajam.
“E-Eh? A-Apa mak-maksudmu?” tanya Sungyoung gugup.
“Jangan pura-pura bodoh Hwang Sung Young. Bukankah
di sekolah kau termasuk siswa berprestasi? Tapi bahkan kau tidak bisa mencerna
apa maksudku?”
“Ta-Tapi aku benar-benar tidak mengerti.”
“Ish~ lupakan kejadian hari ini. Anggap kau tidak
pernah melihatku bersama Jonghyun oppa dan jaga rahasia mengenai aku adalah
yeojachingu Jonghyun oppa. Arraseo?!”
“I-Itu~”
Min Ra memandang Jonghyun penuh arti dan diberi
anggukan oleh Jonghyun. Min Ra mulai berjalan mendekat kearah Sungyoung lalu
mendekatkan wajahnya pada telinga Sungyoung. “Aku bisa memberimu nomor telepon
Taemin. Bukankah kau menyukai Taemin?” bisik Min Ra. Lalu Min Ra berjalan
mundur kembali ke samping Jonghyun dengan senyum yang terus melekat dibibirnya.
“Bagaimana eum?” tanya Min Ra.
“I-Itu…B-Baiklah, aku akan menjaga rahasia ini,” ucap Sungyoung akhirnya.
“Anak baik. Sekarang ikut kami, aku akan menunjukkan
di mana rumah Taemin yang sebenarnya. Anggap saja sebagai imbalan pertama,” ucap Jonghyun sambil tersnyum lembut ke arah Sungyoung.
Flashback OFF
“Jadi begitu,” ucap Sungyoung
mengakhiri ceritanya.
“Kau beuntung sekali eoh?” ucap Chanhwa.
“Hoam~ mendengarkan ceritamu aku jadi mengantuk.
Kajja pulang!” ucap Minhyo lalu mempercepat langkahnya dengan
diikuti ketiga sahabatnya.
“Minhyo!” panggil seseorang yang ternyata adalah
kepala sekolah.
“Samchon. Ada apa?” tanya Minhyo pada sang kepala
sekolah yang ternyata adalah ‘samchon’nya. (samchon =
paman)
“Kenapa kau baru pulang?”
“Oh, itu tadi ada sedikit urusan,” jawab Minhyo sekenaya. “Oh ya samchon. Tadi kau bilang event ulang
tahunnya akan diadakan di dekat mansion ku kan? Bolehkah aku menginap di
mansionku saja? Aku malas jika harus tidur di apartemen.”
“Kenapa? Apartemen itu kan milikmu juga.”
“Aish~ pokoknya aku tidak suka. Boleh ya samchon ya?
Jebal~” rengek Minhyo dengan memasang puppy eyes andalannya.
“Baiklah…baiklah. Kau boleh menginap di mansion mu.
Ah ya, kau ikut dengan ku dulu ne?”
“Kemana?”
“Menyambut seseorang.”
“Ck~ baiklah. Tapi jika terlalu lama aku tidak mau.
Aku ingin pulang dan tidur di kasurku yang empuk.”
“Tidak akan lama.”
“Baiklah. Teman-teman, kalian pulanglah dulu. Bye~
sampai bertemu besok!” ucap Minhyo sambil melambaikan
tangan pada keempat sahabatnya lalu berbalik dan
mengikuti samchonnya kearah ruang meeting guru.
“Masuklah!” suruh Dongwan
kepada Minhyo setelah mereka sampai di ruang meeting para guru. Dan tanpa pikir panjang Minhyo
langsung masuk kedalam tanpa tahu siapa yang sudah ada di dalam.
“Eh?” Minhyo kaget karena ternyata di dalam ruang
itu sudah ada 6 orang.
“Kajja masuk Minhyo!” ajak Dongwan.
“Duduklah!” ucap Dongwan menyuruh Minhyo duduk. “Annyeonghaseyo. Mian tadi lama, karena aku harus mencari keponakanku ini.”
“Ah gwaenchanayo,” ucap salah
satu dari keenam orang tadi yang notabene semua namja.
“Ah ya sebelum itu, perkenalkan yeoja ini. Namanya
Hwang Min Hyo, pewaris HG Corp.”
“Dan Minhyo, perkenalkan dari yang paling ujung
kanan adalah Choi Minho, lalu itu Kim Jonghyun, lalu yang ditengah itu Onew dan
Taemin, di sebelah Taemin ada Key lalu yang paling kiri adalah manajer mereka.
Mereka adalah SHINee.”
“Oh ne, bangapseumnida!” ucap Minhyo
sambil membungkuk memberi salam. Lalu Minhyo kembali duduk manis di kursinya.
“Eh? Tadi samchon bilang apa? SHINee?!”
Ah akhirnya TBC juga. Gimana ceritanya? Gaje kan? Hahaha mian, ini juga author masih dalam tahap belajar.
Untuk chap depan apa yang akan terjadi? Kenapa Youngmin marah? Dan kenapa SHINee bisa ada di sekolah Minhyo? Nantikan jawabannya di chap depan. :D
Jangan lupa RCL ya J
Gamsahamnida...