Efek Salju

Selasa, 14 Agustus 2012

My Summer (Part 1)

Judul : My Summer
Author : Hwang Min Hyo

Cast : Hwang Min Hyo, Hwang Sung Young, Han Chan Hwa, JoTwin, all member SHINee, Kim Jong In, Oh Se Hoon, dll (temukan sendiri sambil baca ne).

Genre : Romance, Friendship

Rated : T (of course)

Disclaimer : Mereka bukan punya saya. Saya Cuma pinjem nama saja. Jika ada kesamaan nama, saya mohon maaf. Dan cerita ini milik saya murni dari khayalan tingkat tinggi saya.

Silahkan baca~ J

Buat yang ngga suka mending ngga usah baca deh. Karena saya ngga menerima bash. Kan dari awal sudah saya peringatkan. Bagi yang tidak suka bisa langsung klik tombol silang merah di pojok atas bereskan? J
@ Performing Arts High School, Seoul, South Korea (07.00 KST)

Pagi yang indah dan segar namun juga sibuk, itulah Seoul. Banyak orang yang berjalan terburu-buru di trotoar menuju tempat mereka bekerja. Mereka sudah memulai kesibukan pagi mereka. Tak ada bedanya dengan yeoja ini. Dia tampak terburu-buru mengendarai mobilnya menuju sebuah sekolah menengah atas paling besar dan paling terkenal di Seoul, yaitu Performing Arts School. Jam yang melingkar di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 07.00, itu artinya beberapa detik lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Dia segera memacu mobilnya memasuki halaman parkir sekolah yang sudah ramai. Jelas sudah ramai karna ini sudah waktunya masuk kelas -_-. Dia memarkirkan Ferrari 612 Scaglietti-nya di samping Lamborghini Murcielago putih yang dia tahu pasti bahwa itu milik sahabatnya sekaligus teman semejanya. Dia segera keluar dari mobil dan berlari menuju kelas.

Kriiiing~ It’s time to begin the class. Please enter your own class room.

Yeoja itu tepat memasuki kelas saat bel masuk sekolah berbunyi. Terlihat nafasnya tersengal-sengal karena efek berlari dari halaman parkir sampai di dalam kelas. Dia lalu berjalan lunglai ke arah mejanya yang terletak di pojok kiri depan, sambil menanggapi sapaan teman-teman sekelasnya.

“Hampir telat eoh?” tanya seorang namja yang merupakan teman sebangkunya.

“Ck~ semua ini gara-gara Jongin oppa yang memberiku tugas dance dan lagunya saja aku tidak tahu. Jadilah semalaman aku mencari lagunya, bahkan aku belum mempelajari gerakannya. Aish!” gerutu yeoja itu sambil menangkupkan kepalanya di meja.

“Hahaha~ yang sabar Minhyo-ya. Itu wajar terjadi pada anggota baru sepertimu,” ucap namja tadi sambil mengacak pelan rambut yeoja yang duduk di sampingnya dan dipanggil Minhyo tadi.

“Ck~ arraseo Jo Youngmin!” ucap Minhyo kepada teman sebangkunya yang ternyata adalah Youngmin.

‘Tes…tes… Oke selamat pagi teman-teman semua,’ sapa sebuah suara yang terdengar dari pengeras suara yang ada di setiap ruangan di sekolah ini. ‘Untuk hari ini ada pengumuman. Yang pertama, untuk ketua dan wakil ketua setiap club ekstra nanti saat jam istirahat diharap berkumpul di Aula untuk membahas acara ulang tahun sekolah. Dan yang kedua sekaligus yang terakhir, seperti biasa ada gosip baru di sekolah. Gosip itu bisa kalian lihat di mading utama di dekat Aula. Sekian Terima Kasih!’ ucap suara tadi. Itu adalah pengumuman pagi sekolah. Setiap pagi hari akan ada pengumuman seperti itu sementara sambil menunggu guru memasuki kelas. Pengumuman itu sendiri akan diumumkan oleh anak-anak OSIS atau bisa juga disebut Dewan Siswa. Sedangkan beritanya bisa berasal dari berbagai ekstra, perseorangan, atau bahkan guru dan kepala sekolah. Tapi yang paling utama adalah kelompok madding. Hey, kalian tahukan bahwa kelompok madding itu selalu update berita? Jadi wajar saja -_-.

“Kira-kira gossip apa ya?” tanya seorang namja berambut abu-abu di belakang Minhyo. Tunggu, kalian tidak perlu protes dengan warna rambutnya. Ini kan sekolah seni, jadi wajar jika penampilan mereka sangat WOW. Dan mewarnai rambut merupakan suatu seni bukan? “Hei idol! Apa gosip itu mengenai kalian?” tanya namja tadi kepada Youngmin dan Minhyo.

“Ck~ jangan panggil aku seperti itu tiang!” ucap Minhyo dengan penekanan di akhir ucapannya sambil memutar badannya menghadap namja tadi.

“Yak! Namaku bukan tiang! Namaku Kim Jin Wan! Orang tuaku sudah susah payah membuatkanku nama, jadi panggil aku dengan benar!” ucap namja tadi penuh penekanan.

“Ck~ memang kau pikir orang tua-ku tidak memberiku nama eoh? Sehingga kau memanggilku idol? Well, jika kau berhenti memanggilku idol aku akan berhenti memanggilmu tiang. Ottae hum?” ucap Minhyo disertai seringaiannya.

“Oke…oke…nona Hwang Min Hyo. Apa gosip yang dimaksud tadi adalah gosip mengenai kalian?” tanya Jin Wan dengan senyuman yang dibuat-buat.

“Molla~ aku juga tidak tahu,” jawab Minhyo.

“Memang kenapa jika mengenai kami?” tanya Youngmin ikut bergabung dengan pembicaraan Minhyo dan Jin Wan.

“Anni~”

“Seperti kalian tidak tau saja. Diakan penggemar Hwang Sung Young sahabat kalian. Jadi dia tidak mau ketinggalan berita tentangnya,” ucap namja berwajah tampan yang duduk di samping Jin Wan tiba-tiba dia memotong kata-kata Jin Wan.

“Jeongmal? Kau suka Sung Young? Baiklah akan ku sampaikan padanya nanti,” ucap Minhyo menggoda Jin Wan sambil menaik turunkan alisnya.

“Aaaa~ jangan! Jangan! Jebal Minhyo jangan sampaikan hal ini padanya. Aku akan mengungkapkannya sendiri nanti,” mohon Jin Wan kepada Minhyo disertai puppy eyes-nya yang gagal.

“Kapan? Kau tidak pernah berani mengungkapkannya,” ejek namja di samping Jin Wan.

“Yak Chae Jin Seok! Berhenti mengejekku! Memangnya aku tidak tau kau juga tidak berani mengungkapkan perasaan mu kepada Min~ Hmmpfftt~” ucapan Jin Wan terpotong karena Chaejin segera membekap mulut Jin Wan.

“Min? Siapa?” tanya Youngmin penasaran.

“Ahaha~ anni. Lupakan saja ucapan tiang listrik tak tau aturan ini. Haha~” ucap Chaejin sambil tertawa canggung.

“Selamat pagi anak-anak!” sapa seorang namja dari arah pintu. Sontak itu membuat semua mata menoleh padanya tak terkecuali Minhyo, Youngmin, Jin Wan, dan Chaejin.

“Selamat pagi Jung Seongsaengnim~” jawab siswa-siswa serempak. Namja yang notabene guru yang dipanggil Jung Seongsaengnim tadi melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan mendudukkan tubuhnya di kursi. Dia mulai membuka buku dan mulai menerangkan mata pelajaran Matematika. Ya dia adalah guru Matematika.

“Heh Jin Wan! Jangan sampai kau berani mengatakan bahwa aku menyukai Minhyo. Terlebih di depan Minhyo sendiri,” ucap Chaejin sambil berbisik takut jika pembicaraannya didengar orang lain.

“Tapi kau tadi juga membuka rahasia ku,” ucap Jin Wan yang lebih mirip gerutuan.

“Oke…oke…aku minta maaf. Aku janji akan membujuk Minhyo untuk tidak mnegatakannya pada Sung Yeo,” ucap Chaejin sambil mengacungkan dua jarinya membentuk V sign.

“Baiklah. Tapi gosip itu mengenai siapa ya kira-kira?” tanya Jin Wan penasaran.

“Entah. Tapi ku kira gosip ini tidak akan jauh-jauh dari Youngmin, Kwangmin, Sung Young, Chanhwa, atau bahkan Minhyo. Mereka kan cukup terkenal di sekolah,” jawab Chaejin.

“Aku harap gosip ini bukan tentang Sung Young,” ucap Jin Wan.

Other Side

“Kira-kira gosip apa ya? Haaa~ aku harap bukan gosip tentang ku,” ucap seorang yeoja kepada yeoja lain yang duduk di sampingnya.

“Semoga juga bukan gosip tentangku.”

“Lalu kalian ingin gosip ini tentang siapa Sung Young-a, Chanhwa-ya?” tanya seorang namja tampan yang duduk di belakang kedua yeoja tadi. Kedua yeoja tadi langsung membalikkan badan menghadap namja yang mengajak mereka bicara.

“Yang penting bukan tentang aku,” jawab kedua yeoja itu bersamaan.

“Chanhwa-ya, siapa tau gosip ini melanjutkan tentang gosip tentang dirimu dan Gongchan hyung kemarin,” goda namja itu kepada yeoja yang dipanggilnya Chanhwa.

“Andwaeee~ aku tidak mauuuu~” rengek Chanhwa.

“Ahahaha~ bercanda....” ucap namja tadi sambil mengusap pelan kepala Chanhwa.

“Wow mesranyaaa~” seru seorang namja yang duduk disamping namja yang mengelus kepala Chanhwa tadi.

“Yak Minwoo! Kecilkan suaramu! Kau ini,” ucap namja yang mengelus kepala Chanhwa tadi kepada Minwoo sambil menoyor kepala Minwoo. “Memangnya kenapa jika aku bersikap mesra pada Chanhwa? Kau cemburu ya? Iyakan? Iyakan?” goda namja tadi pada Minwoo.

“M-Mwo? An-Aniya! Aku…tidak cemburu,” sanggah Minwoo gugup. “Kau ini ada-ada saja Kwangmin.”

“Ahahahahahaha~” Kwangmin, Sungyoung, dan Chanhwa tertawa terbahak-bahak melihat kegugupan Minwoo yang mungkin terlihat lucu dimata mereka bertiga.

Break Time

“Hai Youngmin! Hai Minhyo!” sapa Chanhwa yang diikuti Kwangmin dan Sungyoung.

“Oh hai Chanhwa, Sungyoung, Kwangmin!” sapa Minhyo. “Kalian mau kemana?” tanya Minhyo kepada ketiga orang itu.

“Aku kesini ingin mengajakmu berangkat bersama ke Aula. Kajja!” ajak Chanhwa sambil menarik lengan Minhyo.

“Ah iya, kajja! Eum Youngmin, nanti jika aku telat masuk kelas tolong ijinkan pada seongsaengnim ya?!” pesan Minhyo kepada Youngmin sebelum dia berlari ke arah Aula.

“Yah…kekasihmu pergi,” ucap Kwangmin sambil menepuk pundak Youngmin dan memasang wajah -pura-pura- sedih.

“Ish~ dia bukan kekasihku Kwangmin. Kau jangan mengada-ada,” jawab Youngmin malas. Lalu dia berjalan menuju Aula.

“Kau mau kemana? Hei aku tidak mengada-ada,” ucap Kwangmin sambil menarik Sungyoung dan berjalan di samping Youngmin. “Aku punya bukti. Buktinya kau kemana saja selalu bersama Minhyo. Entah itu ke kantin, ke perpustakaan, atau kemana saja kau selalu bersama Minhyo. Lalu apa itu namanya kalau bukan kekasih?” lanjut Kwangmin lagi.

“Itu karena aku sahabatnya,” jawab Youngmin membantah kata-kata Kwangmin.

“Ah jangan mengelak.”

“Aku tidak mengelak Kwangmin. Jika aku dan Minhyo yang selalu bersama kemana saja kau anggap sebagai sepasang kekasih. Kalau begitu kau dan Sungyoung juga sepasang kekasih. Kau dan Sungyoung selalu bersama kemana saja, bahkan kau sering terlihat memeluknya,” ucap Youngmin membalik keadaan sambil melirik Sungyoung yang sejak tadi berjalan diantara dirinya dan Kwangmin –Sungyoung ditengah diapit JoTwin-.

“Ne memang aku kekasih Sungyoung,” jawab Kwangmin enteng.

Pletakkk~

Jitakan keras sukses mendarat di kepala Kwangmin. Tak lain dan tak bukan jitakan itu adalah dari Sungyoung yang sudah memasang Death Glare terbaiknya namun tetap saja tak menakuti Kwangmin. “Siapa yang kekasihmu hah?” tanya Sungyoung penuh penekanan.

“Ck~ Sungyoung-a, aku hanya bercanda. Kenapa kau jadi marah?” gerutu Kwangmin sambil mengelus kepala malangnya yang terkena jitakan Sungyoung.

“Bercandamu tidak lucu sama sekali!” ucap Sungyoung tajam lalu berlalu meninggalkan JoTwin.

“Haaa~ kamu sih!” ucap Kwangmin menyalahkan Youngmin.

“Hei! Siapa yang memulai ini?! Kenapa kau memarahiku?!” ucap Youngmin marah karena dia yang dipersalahkan padahal ini semua Kwangmin yang memulai. ‘Dasar Prankster!’ batin Youngmin kesal pada saudara kembarnya.

“Ya…sudah-sudah. Kajja kita susul Sungyoung, mungkin dia melihat madding,” ucap Kwangmin lalu merangkul pundak Youngmin.

‘Dasar manusia aneh! Bagaimanapun dia adalah saudara kembarku,’ batin Youngmin.

@ School Auditorium

“Minhyo! Chanhwa! Kesini!” panggil seorang namja tampan berkulit tan sambil menepuk tempat duduk di sampingnya. Minhyo yang mengetahuinya segera menghampiri namja tadi dan mendudukan dirinya di samping namja tadi.

“Jongin oppa mana Sehun oppa? Biasanya kau datang dengannya,” tanya Minhyo kepada namja tadi setelah dia mendudukkan diri.

“Aku disini!” ucap seorang namja yang berkulit seputih susu berbanding terbalik dengan Jongin. Dia mendudukkan diri di kursi kosong disamping Minhyo.

“Ah Sehun oppa!” sapa Minhyo.

“Ehem~ lalu aku duduk dimana eoh?” tanya Chanhwa sambil mengercutkan bibirnya sebal.

“Duduklah disini,” ucap Sehun lalu menarik Chanhwa untuk duduk di sampingnya.

“Minhyo-ya, bagaimana lagu yang kemarin ku perintahkan untuk mempelajari itu?” tanya Jongin sambil menoleh menatap Minhyo.

“Ah oppa~ kau tau? Semalaman aku mencari lagu itu dan mencoba mempelajarinya, sampai-sampai aku tidur jam satu. J-A-M S-A-T-U kau tahu? Kau jahat!” ucap Minhyo manja sambil mengerucutkan bibirnya. Jongin hanya terkekeh kecil melihat tingkah Minhyo, lalu dia mencubit pipi Minhyo. “Mianhae Minnie-ya,” ucap Jongin. Minhyo hanya tertawa kecil tanda dia sudah memaafkan Jongin. Jongin-pun ikut tertawa.

“Ehem!” deheman Sehun sontak membuat Minhyo menoleh kearah Sehun. “Minhyo kau mau makan ini bersamaku? Aku tadi membelinya di kantin,” ucap Sehun sambil menyodorkan keripik kentang yang dibawanya.

“Gomawo oppa,” ucap Minhyo mangambil keripik kentang itu tanpa memperhatikannya lebih dulu. “Uhuk~ uhuk~” tiba-tiba Minhyo tersedak.

“Minhyo gwaenchana? Ini minumlah,” ucap Sehun sambil menyodorkan bubble tea yang dibelinya di kantin tadi. Minhyo segera mengambil bubble tea itu dan meminumnya. “Gwaenchana Minhyo-ya?” tanya Sehun sambil mengelus pelan punggung Minhyo, berharap bisa meredakan batuk-batuk Minhyo.

“Ne oppa gwaenchana. Hanya saja aku tidak tau kalau keripik kentang ini ternyata diberi bumbu bubuk cabai,” ucap Minhyo.

“Eh? Bubuk cabai? Kaukan tidak tahan pada bubuk cabai Minhyo. Kau benar baik-baik saja?” tanya Chanhwa panik. Pasalnya dia tahu bahwa sahabatnya itu tidak bisa bertahan dengan bubuk cabai.

“Aigoo! Kau tidak tahan bubuk cabai Minhyo-ya? Mianhae aku tidak tau,” ucap Sehun meminta maaf.

“Ah gwaenchana oppa. Aku baik-baik saja kok,” ucap Minhyo sambil tersenyum untuk meyakinkan bahwa dia baik-baik saja. Dia tidak mau Sehun merasa bersalah. Dia kembali meminum bubble tea tadi hingga habis tak bersisa.

“Kau suka bubble tea?” tanya Sehun pada Minhyo. Karena dia melihat Minhyo sangat menikmati bubble tea yang diberinya tadi, padahal bubble tea itu bekas dia minum. Ingat BEKAS dia minum.

“Eh?” Minhyo menatap Sehun bingung lalu menatap gelas bubble tea yang sudah kosong di tangannya. “Aigoo! Ah mianhae oppa. Aku menghabiskan bubble tea-mu. Aigoo bodohnya aku. Oppa biar aku belikan lagi. Tunggu disini sebentar,” ucap Minhyo panik.

“Tidak usah. Acaranya sudah akan dimulai. Dan lagi pula aku masih punya satu,” ucap Sehun sambil menunjukkan satu gelas bubble tea.

“Tapi oppa, benar tidak apa-apa?” tanya Minhyo ragu. Dia takut Sehun akan marah padanya.

“Ne. Gwaenchana. Jika kau memang suka kau boleh minum ini juga kok,” ucap Sehun sambil tersenyum.

“Ani oppa. Aku sudah menghabiskan bubble tea-mu tadi. Lagi pula apa oppa pikir aku serakus itu eoh?” ucap Minhyo sambil mengerucutkan bibirnya.

“Ahahaha~ anni. Aku tidak berpikir begitu. Hanya saja kupikir kamu masih mau,” jawab Sehun sambil tertawa.

“Ehehehe~ anni oppa.” jawab Minhyo.

“Baiklah semuanya. Kita akan mulai rapat hari ini, ucap seorang namja di atas podium. “Seperti yang kita tahu bahwa besok adalah hari ulang tahun sekolah. Kita sudah merencanakan sebelumnya untuk memeriahkan acara ulang tahun sekolah kita tahun ini. Kita tahu bahwa acara ulang tahun sekolah kali ini diadakan di Pulau Jeju. Pihak sekolah sudah menyewa apartemen untuk kalian. Saya selaku kepala sekolah meminta kalian untuk menjaga diri baik-baik. Dan lagi kalian sudah tau kan bahwa akan ada contest antar Club Dance dan Club Vocal? Untuk itu saya minta kalian bisa mempersiapkannya dengan baik. Meski begitu club ekstra lainnya juga harus ikut berpartisipasi. Arra?” ucap Kepala Sekolah panjang lebar dan hanya di-iya-kan oleh para ketua dan wakil Club.

“Mian Hwang Dong Wan seonsaengnim, saya ingin bertanya,” ucap seorang yeoja yang duduk di barisan paling depan.

“Ne Jin Ri. Silahkan!” ucap Dong Wan -sang kepala sekolah-

“Seperti apa yang seongsaengnin telah katakan bahwa kita akan menginap di apartemen. Apartemen mana yang akan kita gunakan?” tanya Jin Ri.

“Aaaah~ itu. Kita akan menginap di salah satu apartemen milik teman kalian yang baru bergabung di sekolah ini selama kurang lebih satu bulan, Hwang Min Hyo. Apatemen itu letaknya cukup dekat dengan pantai,” jawab Dong Wan. Seketika seluruh siswa yang ada di ruangan itu menoleh ke arah Minhyo. Dan Minhyo yang ditatap oleh cukup banyak siswa hanya tersenyum salah tingkah. Lalu dia menatap tajam Dong Wan dengan tatapan yang berarti ‘apa-yang-sudah-kau-lakukan?’

“Ah baiklah ada yang ingin bertanya lagi?” tanya Dong Wan untuk mengalihkan perhatian para siswa.

“Ah Hwang seonsaengnim. Kita akan menginap di sana selama berapa hari?” tanya Jongin.

“Kita di sana hanya akan menginap 3 hari, dan setelah itu kalian pulang ke rumah masing-masing untuk melanjutkan liburan musim panas,” jawab Dong Wan.

“Haaa~ benar juga ya. Kita kan ke Jeju saat awal liburan musim panas,” ucap Jongin pelan.

“Baiklah sepertinya semua sudah paham. Untuk persiapan selanjutnya saya serahkan kepada Kesiswaan dan masing-masing Pembina Club. Sekian. Terima kasih!” ucap Dong Wan mengakhiri pembicaraannya.

“Minhyo-ya, setelah ini apa aku akan ke kelas?” tanya Jongin dan Sehun bersamaan.

“Eh? Ne oppa. Waeyo?” tanya Minhyo balik.

“Ani, hanya ingin bertanya saja. Apa kau sudah melihat mading?” tanya Jongin.

“Belum oppa. Memang ada berita apa?”

“Sebaiknya kita melihatnya sendiri Minhyo-ah,” ucap Sehun sambil menarik Minhyo keluar dari Aula dan menuju mading utama.

“Ck~ mereka mesra sekali,” ucap Chanhwa yang malah lebih mirip gerutuan.

“Kau cemburu?” tanya Jongin.

“Mwo! Cemburu?! Bahasa macam apa itu? Oppa, di dalam kamusku tidak ada kata cemburu untuk namja evil seperti dia,” ucap Chanhwa sarkastik.

“Jongin! Chanhwa!” ucap seorang namja yang sepertinya adalah seorang guru di sekolah ini. Ya, itu bisa dilihat dari baju yang dikenakannya.

“Ne sunbae?” jawab Jongin.

“Babbo! Ini masih jam pelajaran, panggil aku seonsaengnim. Baru nanti setelah jam sekolah berakhir kau bisa memanggilku sunbae,” ucap namja tadi sambil memandang Jongin tajam.

“Ehehehe~ mianhae. Ne Park Choong Jae seonsaengnim, ada yang bisa saya bantu?” tanya Jongin dengan nada sedikit bercanda.

“Setelah ini kalian berkumpul di ruang latihan arra?! Aku sudah mengirim ijin ke kelas kalian masing-masing. Oh ya, mana Minhyo dan Sehun? Apa mereka berpacaran lagi?”

“Mereka tidak berpacaran seonsaengnim!” ucap Jongin dan Chanhwa bersamaan.

“Haha~ kalian malah cemburu. Ya sudah, segera cari Minhyo dan Sehun sekarang, lalu ajak mereka ke ruang latihan!” pesan Choong Jae kepada Jongin dan Chanhwa sebelum dia pergi meninggalkan mereka.

“Aish~ kajja Chanhwa kita panggil Minhyo dan Sehun,” ajak Jongin lalu dia berjalan keluar Aula untuk mencari Minhyo dan Sehun di mading utama. Jongin menatap heran kearah mading sekolah yang sudah penuh sesak dengan siswa-siswa yang terlihat sangat antusias. ‘Aih~ mereka itu seperti akan ada pembagian beras gratis saja.’ batin Jongin lalu tiba-tiba dia merasakan tepukan di bahunya. Dia segera menoleh dan mendapati sekelompok namja yang terdiri dari kira-kira 8 siswa sudah berdiri di depannya.

“Wah Jongin ‘Sunbae’! Kau beruntung sekali bisa mendapatkan Minhyo. Kami sebagai fans-nya berpesan, jangan sampai kau menyakiti Minhyo kami arra!” ucap seorang namja yang Jongin ketahui bernama Chaejin, teman sekelas Minhyo sekaligus anggota Club Dance. Namja itu beserta namja lainnya yang sepertinya adalah teman satu grupnya meninggalkan Jongin setelah sebelumnya memberi Jongin ‘deathglare’ gratis. Sedangkan Jongin yang tidak tahu apa-apa hanya mengerjapkan matanya bingung.

“Apa yang mereka bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti,” ucap Jongin bingung.

“Oppa sebaiknya kita segera kesana. Lihat! Minhyo dan Sehun oppa sepertinya terjebak di tengah kerumunan,” ucap Chanhwa sambil menunjuk ke arah Minhyo dan Sehun yang memang terjebak di tengah kerumunan siswa yang jumlahnya sangat banyak di depan mading utama itu. Tak perlu ‘Babibu’ lagi Jongin langsung berlari ke arah kerumunan siswa itu dan Chanhwa hanya mengekor di belakang.

“Eh?” tiba-tiba Jongin berhenti yang membuat Chanhwa hampir menabrak Jongin dari belakang.

“Ya! Ada apa sih oppa?!” ucap Chanhwa sambil marah-marah.

“Apa itu? Hubungan sebenarnya antara Ketua umum Club Dance dan Wakil ketua 2 Club Dance?” ucap Jongin sambil membaca tulisan yang ada madding utama. Di sana juga terpasang foto-foto Jongin dan Minhyo yang terlihat mesra sambil bergandengan tangan, bahkan ada satu foto yang terlihat seperti Jongin sedang memeluk Minhyo di samping mobil Minhyo. Bahkan foto itu berukuran paling besar daripada foto-foto yang lain.

“Oh Ha! Ada ‘Sang Ketua Umum’ rupanya!” kata seorang siswa dengan penuh penekanan. Siswa-siswa lain yang mendengarnya pun sontak menoleh kebelakang mencari sosok Ketua Umum Club Dance a.k.a Jongin. Minhyo dan Sehun yang merasa mendapat kesempatan untuk kabur dari kerumunan siswa itupun segera berlari mendekati Jongin dan Chanhwa.

“Sunbae Ketua Umum yang terhormat, apa gossip ini benar ha? Saya dan mungkin teman-teman anggota Club Dance yang lain merasa kecewa dengan berita ini. Kami sudah rela pulang sampai sore hari demi latihan yang sunbae bilang sangat penting. Tapi ternyata sunbae hanya ingin membuat situasi yang tepat untuk berpacaran dengan Minhyo. Atau jangan-jangan Minhyo bisa menjadi wakil ketua juga gara-gara ini? Padahal kita semua tahu bahwa Minhyo baru bergabung satu bulan yang lalu,” ucap seorang siswa yang mendapat anggukan dari siswa lainnya.

“B-bukan… Bukan begitu… A-aku dan Jongin oppa itu sebenarnya~” ucap Minhyo terbata.

“Bukan begitu. Aku dan Minhyo itu tidak mempunyai hubungan spesial apapun kecuali hubungan ‘Sunbae-Hobae’ di kelas dan ‘Ketua-Wakil’ di Club. Dan foto itu ku akui ada, foto itu aku rasa diambil saat Minhyo akan mengantarku pulang satu bulan yang lalu. Kalian yang merupakan anggota Club Dance pasti juga tahu bahwa satu bulan terakhir ini kita berlatih keras untuk acara ulang tahun sekolah. Dan satu bulan yang lalu kita pulang terlalu sore, karena bus yang lewat di dekat daerah rumahku sudah habis, maka dari itu Minhyo mengantarku pulang. Tapi foto yang paling besar itu aku rasa hanya salah paham. Aku tidak pernah merasa aku memeluk Minhyo. Atau mungkin kurasa itu diambil sewaktu Minhyo tersandung, tapi itupun aku tidak memeluknya karena Minhyo segera berpegangan pada pintu mobilnya, jadi foto itu hanya salah paham. Dan mengenai posisi Minhyo sebagai wakil ketua 2 itu kalian juga pasti tahu bahwa Minhyo mampu, lagi pula Choong Jae sunbae juga merekomendasikan Minhyo. Jadi apa lagi yang membuat kalian berpikir negatif tentang Minhyo ha?” ucap Jongin panjang lebar mencoba menjelaskan kepada siswa-siswa yang ada di sana.

“Kami harap yang kau ucapkan ini benar sunbae,” ucap seorang siswa.

“Kau bisa mempercayai ucapanku,” ucap Jongin mantap.

Kerumunan siswa itupun perlahan-lahan semakin berkurang dan sekarang sudah habis sama sekali, hanya tersisa Minhyo, Chanhwa, Sehun, dan Jongin yang saling diam. Mereka tenggelam dalam pemikiran masing-masing, terutama Minhyo yang masih syok dengan berita ini. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa nama bahkan fotonya bisa terpampang di mading sekolah terlebih lagi dalam kasus seperti ini, pasalnya sebulan yang lalu dia adalah siswa baru di sekolah ini dan sekarang sudah hampir ah atau mungkin semua siswa sudah mengenalnya. Mereka masih melamun hingga sebuah suara membuyarkan lamunan mereka.

“Kalian berempat. Apa yang kalian lakukan disini? Kita harus berkumpul di ruang latihan segera.”

“Eh, Minwoo. Ne arra. Minhyo, Sehun kajja kita ke ruang latihan sekarang. Choong Jae sunbae sudah menyuruh kita untuk berkumpul,” ucap Jongin.

“Ne,” ucap Minhyo dan Sehun bersamaan. Dan mereka berempatpun segera berjalan mengikuti Minwoo yang notabene ketua 2 di Club Dance.

“Hah aku tidak percaya ini bisa terjadi,” ucap Minhyo lemah.

“Hmm?” gumam Jongin yang berjalan di samping Minhyo.

“Aku tidak menyangka bahwa kejadian aku mengantar oppa sebulan lalu itu bisa menjadi berita menghebohkan seperti ini,” jawab Minhyo menanggapi gumaman Jongin tadi.

“Sudahlah, aku sudah menjelaskan semuanya kan tadi. Jadi kau tidak perlu khawatir,” ucap Jongin menenangkan sambil menepuk pelan kepala Minhyo.

“Ehem! Minhyo kau kenapa?” tanya Sehun sambil mendorong Jongin untuk menyingkir dari samping Minhyo. Jongin hanya mengalah dan berjalan disamping Chanhwa sambil sedikit mengobrol mengenai kegiatan Club Basket yang memang mereka ikuti.

“Anni oppa. Aku hanya tidak siap jika sampai seluruh siswa mengenalku dengan cara seperti tadi,” jawab Minhyo lirih.

“Kaukan memang sudah dikenal banyak siswa sejak pertama kali kau masuk. Kaukan sahabat keempat bintang sekolah, jadi itu juga sudah membuatmu terkenal,” ucap Sehun.

“Hhh~ ne oppa,” ucap Minhyo sambil menghela nafas. Dia memang tidak suka menjadi seseorang yang menonjol, karena menurutnya akan ada orang-orang yang mengganggu ketenangannya. Dia lebih suka menjadi siswa biasa saja dan bisa berlaku bebas serta berteman dengan bebas.

“Hei! Jangan hanya mesra-mesraan terus! Aku merasa sebagai pengganggu disini,” ucap Minwoo.

“Ya! Kami tidak bermesraan!” ucap Minhyo, Chanhwa, Sehun, dan Jongin bersamaan. Merekapun melanjutkan berjalan ke ruang latihan dengan diam karena mereka tidak mau Minwoo menyebar gosip yang tidak-tidak. Bisa sajakan Minwoo menyebar gosip bahwa sewaktu seluruh ketua dan wakil diperintahkan untuk berkumpul mereka malah asik berduaan dan mengabaikan dirinya. Begitu bisa sajakan? Lagipula Minwoo juga cukup punya banyak teman untuk membantunya.

~Skip Time~

“Youngmin, setelah ini kau akan pulang?” tanya Minhyo kepada Youngmin. Saat ini mereka berdua sedang merapikan buku-buku pelajaran karena bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

“Hmm~” gumam Youngmin dengan nada dingin untuk menjawab pertanyaan Minhyo, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun untuk sekedar menatap Minhyo, menghargai ucapan Minhyo begitu.

“Y-Youngmin. Kenapa kau begitu?” tanya Minhyo ragu, rupanya dia menangkap kesan dingin dari jawaban Youngmin tadi.

“Anni!” jawab Youngmin -lagi-lagi- dengan nada dingin.

“Jika memang tidak~” ucap Minhyo terpotong karena tiba-tiba ada 2 orang yeoja dan seorang namja memasuki ruang kelas Youngmin dan Minhyo, yang tak lain adalah Sungyoung, Chanhwa, dan Kwangmin.

“Hey yo, bro~” sapa Kwangmin sambil meninju pelan lengan Youngmin. “Ish~” Youngmin hanya mendesis kecil sambil mengelus lengannya yang ditinju Kwangmin tadi. Youngmin yang sudah selesai membereskan buku-bukunya segera pergi meninggalkan keempat sahabatnya tanpa mengucapkan sepatah katapun sehingga membuat mereka berempat melongo tak mengerti.

“Kenapa dia? Apa marah? Jarang-jarang dia berlaku begitu?” tanya Kwangmin kepada 3 yeoja yang ada di depannya.

“Molla,” jawab Chanhwa singkat, karena memang dia tidak tahu apa yang terjadi.

“Minhyo-ya, apa tadi Youngmin juga berlaku seperti tadi padamu?” tanya Sungyoung sambil mendudukkan dirinya di kursi Youngmin. Minhyo mengangguk untuk menjawab pertanyaan Sungyoung. “Oke sepertinya aku tahu apa masalahnya,” ucap Sungyoung kemudian.

“Apa?” tanya Chanhwa.

“Youngmin cemburu,” jawab Sungyoung singkat namun bisa membuat ketiga orang di hadapannya kaget.

“MWOYA?! Cemburu?! Pada siapa?” tanya Kwangmin heboh. Sedangkan Chanhwa dan Minhyo menatap Sungyoung dengan tatapan ‘apa-maksud-mu?’.

“Ya, Youngmin cemburu karena berita di mading utama tadi. Tentang hubungan Minhyo dan Jongin sunbae. Kwangmin, apa kau tidak melihat ekspresi Youngmin setelah membaca mading tadi? Dia terlihat kaget dan kecewa,” ucap Sungyoung. Kwangmin hanya mengangguk membenarkan ucapan Sungyoung.

“Kau bercanda Sungyoung-ah,” ucap Minhyo lalu melanjutkan kegiatannya merapikan buku-buku dan bergegas pulang.

“Sungyoung berkata benar Minhyo-ya. Aku juga melihatnya sendiri tadi,” jawab Kwangmin yakin.

“Oke sebaiknya itu kau selesaikan sendiri. Tapi ada hal yang benar-benar ingin ku tanyakan. Apa hubungan mu dengan Jongin sunbae benar seserius itu? Apa berita di mading itu benar?” tanya Sungyoung sambil memandang Minhyo lekat-lekat seolah mengintimidasi supaya Minhyo tidak berbohong.

“Bukan begitu. Aku tidak mempunyai hubungan special dengan Jongin oppa. Semua hanya salah paham. Foto itu memang ada, tapi itu bukan sewaktu aku berpacaran dengan Jongin oppa. Foto itu terjadi saat aku mengantar Jongin oppa sebulan yang lalu,” jawab Minhyo sungguh-sungguh.

“Mengantar Jongin sunbae sebulan yang lalu? Bukankah sebulan yang lalu itu kau baru masuk skolah ini?” tanya Kwangmin.

“Ya. Itu adalah hari pertama aku sekolah,” jawab Minhyo.

“Bagaimana bisa?”Tanya Chanhwa.

Flashback

“Aigoo~ lelahnya….” keluh Minhyo sambil menyenderkan tubuhnya pada dinding di salah satu sisi ruang dance. Sekarang Minhyo baru saja selesai latihan di club dance. Walaupun hari ini adalah hari pertama dia masuk di sekolah baru, tapi dia memutuskan untuk mengikuti club dance seperti sahabatnya, Chanhwa yang sudah lebih dulu bergabung di club dance.

“Eh?” Minhyo yang merasakan benda dingin menyentuh pipi kirinya segera mendongak. Ternyata itu adalah Jongin yang sedang menyodorkan sebotol air mineral dingin. “Minumlah kau pasti haus,” ucap Jongin lembut.

“N-Ne. Gamsahamnida sunbae,” jawab Minhyo lalu tangannya terulur untuk menerima air mineral itu.

“Hhh~ kau tidak perlu seformal itu padaku. Panggil saja aku oppa dan kau tidak perlu menggunakan kata-kata formal lagi,” Jongin ikut mendudukan dirinya di samping Minhyo. Dia mulai meminum air mineral miliknya sendiri hingga habis setengahnya.

“Ah ne oppa,” jawab Minhyo sambil tersenyum. Dia juga mulai meminum air mineral pemberian Jongin tadi.

“Minhyo-ya, kita pulang sekarang?” ajak Chanhwa kepada Minhyo. Sekarang Chahwa sudah bersiap pulang membawa tasnya.

“Yah Chanhwa-ya. Aku masih lelah pulangnya nanti saja,” jawab Minhyo sambil memasang puppy eyes-nya.

“Tapi Minhyo, aku sudah ditelpon eomma supaya cepat pulang. Eomma menyuruhku mengantar desain ke rumah Park ahjumma. Ayolah, aku tidak mau sampai eomma memarahiku,” ucap Chanhwa yang berganti memohon pada Minhyo.

“Kalau begitu pulanglah lebih dulu. Nanti biar aku pulang sendiri. Lagi pula aku masih ingat jalan pulang,” jawab Minhyo.

“Tapikan, aduuuh aku tidak mau Uncle Caiden dan Sung Yo ahjumma memarahiku karena membiarkanmu pulang sendiri di hari pertama kau masuk sekolah,” rengek Chanhwa.

“Aish, pulanglah dulu. Aku bilang aku bisa pulang sendiri. Aku bukan anak kecil Chanhwa. Dan akan ku jamin aku tidak akan mengadu kepada appa dan eomma.”

“Jeongmal? Jinnjayo?”

“Ne. Aku janji,” ucap Minhyo sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjukknya membentuk V sign.

“Ya sudah kalau begitu. Kau hati-hati pulangnya, dan jangan lupa kembalikan bajuku yang kau pakai itu,” Chanhwa akhirnya mau pulang lebih dulu.

“Oke…oke…jangan khawatir, aku akan mengembalikannya.”

“Ya, aku pulang ne? Oppa aku pulang dulu,” pamit Chanhwa. Dia segera berlari keluar menuju parkiran untuk mengambil mobil dan segera pulang ke rumahnya.

Sedangkan Minhyo melanjutkan acara istirahatnya yang tadi sempat diinterupsi Chanhwa. “Minhyo-ya, apa kau masih lama di sini?” tanya Jongin yang juga masih setia duduk di samping Minhyo.

“Wae oppa? Apa kau juga ingin segera pulang?” tanya Minhyo sambil menoleh menatap Jongin.

“Hmm~ itu...begini, aku harus segera mengunci ruang latihan ini dan juga harus segera pulang. Karena bus yang melewati daerah rumahku akan habis jam setengah 5. Dan tanpa bus itu aku tidak akan bisa pulang,” jawab Jongin.

“Berarti sekarang sudah tidak ada bus ke daerahmu oppa,” ucap Minhyo santai sambil menunjuk jam dinding yang tergantung di salah satu sisi dinding.

“OMO!! Jam 5 kurang 15 menit? Aigoo~ bagaimana aku pulang?” ucap Jongin panik sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas-nya dengan asal.

“Hehehe~ tidak usah panik oppa. Kajja!” ucap Minhyo santai. Dia mengambil tasnya dan menarik lengan kiri Jongin untuk mengikuti dirinya.

“Kemana?” tanya Jongin bingung. “Ku antar pulang,” jawab Minhyo singkat.

Setelah mengunci pintu ruang latihan Jongin masih senantiasa ditarik paksa oleh Minhyo hingga parkiran.

“Tapi Minhyo bagaimana kau mengantarku?” tanya Jongin.

“Aku membawa mobil oppa.”

“Bukan itu maksudku. Tapi kau kan baru kali ini di Korea, apa kau tahu pasti daerah-daerah di sini?”

“Ya aku sudah pernah tinggal di Korea sebelumnya oppa. Aku hanya meninggalkan Korea selama 4 tahun saja.”

“Tapi apa kau menjamin kau masih ingat?”

“Tidak. Tapi kau bisa memberiku petunjuk dan aku akan mengantarmu sampai tujuan dengan selamat.”

“Lalu caramu kembali?” tanya Jongin lalu menghentikan langkahnya yang juga membuat Minhyo berhenti.

“Aku akan melewati jalan yang kita lewati sebelumnya. Itu mudah,” jawab Minhyo lalu mulai menarik Jongin lagi. “Masuklah oppa,”ucap Minhyo sambil membukakan pintu untuk Jongin. Jongin yang masih ragu-ragu tidak segera masuk ke dalam mobil dan hanya diam berdiri saja. Minhyo yang merasa kesal pun mendorong Jongin untuk segera masuk mobilnya. Namun tiba-tiba kaki Minhyo tersandung batu dan membuat keseimbangan tubuhnya menghilang. Dia sudah hampir jatuh ke pelukan Jongin, tetapi Minhyo segera berpegangan pada pintu mobilnya untuk menjaga keseimbangannya.

“Gwaenchana Minhyo-ya?” tanya Jongin memastikan Minhyo baik-baik saja.

“Gwaenchana oppa. Cepat masuk.”

Akhirnya Jongin pun hanya bisa menurut, dia memasuki mobil Minhyo. Dan Minhyo juga segera mendudukkan diri di kursi kemudi dan mulai menginjak pedal gas untuk memacu mobilnya meninggalkan halaman parkir Performing Arts High School.

“Ini kah rumah oppa?” tanya Minhyo setelah dia menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah bergaya modern yang cukup besar dan bercat coklat terang. Sekarang mereka sudah tiba di depan rumah Jongin, setelah tadi Jongin menunjukkan jalan menuju rumahnya.

“Ne ini rumahku. Jika kau mau mampirlah sebentar,” jawab Jongin.

“Ani oppa, mungkin lain kali saja. Aku harus segera pulang, mungkin oppa-ku sudah pulang dari kantor, dan dia akan mencincangku jika aku pulang terlalu malam.”

“Oh ya sudah kalau kau tidak mau. Gomawo ne sudah mengantarku.”

“Cheonmaneyo oppa. Ah ya oppa, disini nama daerahnya apa?” tanya Minhyo.

“Ini adalah Gangnam, Apgujeong. Nomor rumahku 250,” jawab Jongin.*anggap aja gitu*author maksa XD

“Oh ne. Gangnam, Apgujeong. Oke oppa, akhirnya aku mengenal 1 daerah lagi,” ucap Minhyo riang. Jongin yang melihatnya hanya terkekeh pelan.

“Ya sudah oppa masuk dulu ne? Jongin beranjak keluar dari mobil Minhyo.

“Ne oppa annyeong!” ucap Minhyo sambil melambaikan tangan setelah Jongin sudah keluar dari mobilnya.

“Ne hati-hati di jalan!” ucap Jongin sambil membalas lambaian Minhyo hingga mobil Ferrari  612 Scaglietti putih milik Minhyo itu menghilang dari pandangannya.

Flashback Off

“Begitulah~” ucap Minhyo mengakhiri ceritanya. Dia lalu beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar kelas diikuti Sungyoung, Kwangmin, dan Chanhwa.

“Kau bilang tadi rumah Jongin sunbae di daerah Gangnam, Apgujeong?” tanya Sungyoung memastikan apa yang didengarnya benar dari cerita Minhyo tadi.

“Ne. Wae?”

“I…itu…disamping rumah Taemin SHINee. Rumah Taemin no 251. Jadi Jongin sunbae tetangga Taemin?” ucap Sungyoung tiba-tiba. Raut wajahnya menunjukkan rasa syok.

“Apa kau bilang? Taemin? Darimana kau tahu rumahnya?” tanya Chanhwa dan Kwangmin bersamaan. Sungyoung yang baru sadar bahwa dia keceplosan langsung menutup mulutnya dan merutuk dalam hati.

“Cepat katakan dari mana kau tahu rumah Taemin Sungyoung-a. Aku rasa rumah seorang artis itu selalu di rahasiakan!” ucap Chanhwa tajam, tatapan matanya pun sangat tajam seolah ingin menguliti Sungyoung hidup-hidup.

“I…itu…itu…ng~ kalian janji jangan katakan pada siapapun ya?” pinta Sungyoung.

“Iya. Kami berjanji. Jadi cepat katakan.” ucap Kwangmin tidak sabar.

Flashback

Ting Tong~

Sungyoung memencet bel rumah seseorang. Berulang kali dia memencet tapi tidak juga ada jawaban. Dia yang merasa tidak sabar ingin menggedor pintu rumah itu, tapi keburu sudah ada yang membukanya. Nampak seorang yeoja paruh baya yang mengenakan pakaian ala maid.

“Em, bi. Apa Park ahjumma ada?” tanya Sungyoung kepada yeoja itu yang ternyata adalah seorang maid.

“Park Agassi ada kok. Silahkan masuk nona,” jawab maid itu mempersilahkan Sungyoung masuk. Sungyoung segera mengikuti maid itu ke ruang tamu. “Silahkan duduk, biar saya panggilkan Park Agassi dulu. Hmm~ anda ingin minum apa nona?” tanya maid itu sopan.

“Aku air putih saja bi,” jawab Sungyoung. “Baiklah,” maid itu segera meninggalkan Sungyoung untuk memanggil majikannya. Tak berapa lama terdengar suara gaduh seseorang -atau mungkin lebih?- sedang menuruni tangga.

“Eomma aku pergi dengan Jjong oppa dulu ne?!” ucap sebuah suara yang sepertinya berasal dari seorang yeoja yang dikenal Sungyoung.

‘Mungkin Min Ra’ batin Sungyoung dalam hati. Ya, Min Ra adalah putri Park ahjumma pemilik rumah ini. Dan Min Ra adalah teman setingkatnya di sekolah.

“Oppa kajja!” tampak seorang yeoja berambut panjang sedang menarik tangan seorang namja melewati ruang tamu. Sungyoung yang memang ada di ruang tamu menatap yeoja itu yang ternyata benar Min Ra. ‘Tapi tunggu namja itu~”

“Kim Jonghyun?” ucap Sungyoung refleks. Min Ra yang mendengar itu segera menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Sungyoung dengan gerakan Slow motion. Dari tatapan matanya sangat terlihat bahwa Min Ra shock dengan keberadaan Sungyoung di rumahnya. Tapi buru-buru dia memperbaiki raut wajahnya dan segera menarik namja tadi keluar. Sedangkan Sungyoung masih bengong di tempatnya. ‘Aku yakin dia Kim Jong Hyun SHINee. Aku tidak mungkin salah. Tapi kenapa dia ada di sini? Apa Min Ra kenal dengannya?’ batin Sungyoung.

“Sungyoung-a, kau sudah lama nak?” tanya Park ahjumma memecah lamunan Sungyoung. Sungyoung yang tersadar dari lamunannya segera tersenyum pada Park ahjumma. “Belum kok ahjumma,” jawab Sungyoung.

“Ah ahjumma, eomma tadi menyuruhku memberikan file ini kepada ahjumma,” ucap Sungyoung lalu menyerahkan map yang berisi desain-desain baju dari eommanya. Ya, eomma Sungyoung memang seorang perancang desain baju. Dan dia mengajak Park Min Ae-eomma Min Ra- untuk bekerjasama dengannya. Park Min Ae bertugas menerapkan rancangan desain dari Hwang Min Gi atau yang lebih dikenal dengan Kelly Hwang-eomma Sung Young- lalu mereka memasarkan baju-baju itu di butik milik Kelly Hwang.

“Gomawo Sungyoung-a,” ucap Park Min Ae sambil tersenyum.

“Chonmaneyo ahjumma. Ehm~ ahjumma mianhae. Aku tidak bisa berlama-lama di sini, aku harus segera pulang karena ada banyak tugas sekolah,” Sungyoung mencari alasan untuk segera pulang ke rumah. Dia benar-benar ingin memikirkan hubungan yang paling mungkin antara Min Ra dan Jonghyun.

“Yah, padahal ahjumma masih ingin ngobrol denganmu. Tapi kalau kau sudah memakai tugas sebagai alasan ahjumma tidak akan memaksa,” ucap Min Ae sambil tersenyum. “Sering-seringlah datang kemari dan sekali-sekali temanilah ahjumma mu ini. Min Ra selalu sibuk dengan namja chingunya tadi, jadi ahjumma kesepian,” lanjut Min Ae.

‘Namja chingu?’ batin Sungyoung. “Ahaha~ ne ahjumma. Lain kali aku akan menemani ahjumma,” jawab Sungyoung. “Kalau begitu aku pamit ahjumma,” Sungyoung berjalan menuju pintu dengan diantar oleh Min Ae.

“Hati-hati dijalan ne?” pesan Min Ae.

“Ne ahjumma,” jawab Sungyoung lalu segera menuju mobilnya setelah Min Ae sudah kembali masuk ke dalam rumah. Tapi sebelum dia sempat menyentuh pintu mobilnya tiba-tiba ada seseorang yang membalikkan tubuhnya. “Ya~” Sungyoung yang awalnya ingin berteriak memarahi orang itu mengurungkan niatnya, karena yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Jonghyun dan Min Ra yang sedang menatapnya tajam. Sungyoung menunduk sambil memainkan ujung kaosnya pertanda dia gugup. Hey, Sungyoung memang selalu gugup jika ada yang memandangnya tajam, apalagi sekarang ada seorang ‘StarIdol’ yang sangat terkenal yang selama ini mungkin bisa bertatap muka adalah sebuah khayalan belaka.

“Lupakan semua ini! Anggap tidak pernah terjadi,” ucap Min Ra tiba-tiba dengan nada bicaranya yang dingin dan tajam.

“E-Eh? A-Apa mak-maksudmu?” tanya Sungyoung gugup.

“Jangan pura-pura bodoh Hwang Sung Young. Bukankah di sekolah kau termasuk siswa berprestasi? Tapi bahkan kau tidak bisa mencerna apa maksudku?”

“Ta-Tapi aku benar-benar tidak mengerti.”

“Ish~ lupakan kejadian hari ini. Anggap kau tidak pernah melihatku bersama Jonghyun oppa dan jaga rahasia mengenai aku adalah yeojachingu Jonghyun oppa. Arraseo?!”

“I-Itu~”

Min Ra memandang Jonghyun penuh arti dan diberi anggukan oleh Jonghyun. Min Ra mulai berjalan mendekat kearah Sungyoung lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Sungyoung. “Aku bisa memberimu nomor telepon Taemin. Bukankah kau menyukai Taemin?” bisik Min Ra. Lalu Min Ra berjalan mundur kembali ke samping Jonghyun dengan senyum yang terus melekat dibibirnya.

“Bagaimana eum?” tanya Min Ra.

“I-Itu…B-Baiklah, aku akan menjaga rahasia ini,” ucap Sungyoung akhirnya.

“Anak baik. Sekarang ikut kami, aku akan menunjukkan di mana rumah Taemin yang sebenarnya. Anggap saja sebagai imbalan pertama,” ucap Jonghyun sambil tersnyum lembut ke arah Sungyoung.

Flashback OFF

“Jadi begitu,” ucap Sungyoung mengakhiri ceritanya.

“Kau beuntung sekali eoh?” ucap Chanhwa.

“Hoam~ mendengarkan ceritamu aku jadi mengantuk. Kajja pulang!” ucap Minhyo lalu mempercepat langkahnya dengan diikuti ketiga sahabatnya.

“Minhyo!” panggil seseorang yang ternyata adalah kepala sekolah.

“Samchon. Ada apa?” tanya Minhyo pada sang kepala sekolah yang ternyata adalah ‘samchon’nya. (samchon = paman)

“Kenapa kau baru pulang?”

“Oh, itu tadi ada sedikit urusan,” jawab Minhyo sekenaya. “Oh ya samchon. Tadi kau bilang event ulang tahunnya akan diadakan di dekat mansion ku kan? Bolehkah aku menginap di mansionku saja? Aku malas jika harus tidur di apartemen.”

“Kenapa? Apartemen itu kan milikmu juga.”

“Aish~ pokoknya aku tidak suka. Boleh ya samchon ya? Jebal~” rengek Minhyo dengan memasang puppy eyes andalannya.

“Baiklah…baiklah. Kau boleh menginap di mansion mu. Ah ya, kau ikut dengan ku dulu ne?”

“Kemana?”

“Menyambut seseorang.”

“Ck~ baiklah. Tapi jika terlalu lama aku tidak mau. Aku ingin pulang dan tidur di kasurku yang empuk.”

“Tidak akan lama.”

“Baiklah. Teman-teman, kalian pulanglah dulu. Bye~ sampai bertemu besok!” ucap Minhyo sambil melambaikan tangan pada keempat sahabatnya lalu berbalik dan mengikuti samchonnya kearah ruang meeting guru.

“Masuklah!” suruh Dongwan kepada Minhyo setelah mereka sampai di ruang meeting para guru.  Dan tanpa pikir panjang Minhyo langsung masuk kedalam tanpa tahu siapa yang sudah ada di dalam.

“Eh?” Minhyo kaget karena ternyata di dalam ruang itu sudah ada 6 orang.

“Kajja masuk Minhyo!” ajak Dongwan. “Duduklah!” ucap Dongwan menyuruh Minhyo duduk. “Annyeonghaseyo. Mian tadi lama, karena aku harus mencari keponakanku ini.”

“Ah gwaenchanayo,” ucap salah satu dari keenam orang tadi yang notabene semua namja.

“Ah ya sebelum itu, perkenalkan yeoja ini. Namanya Hwang Min Hyo, pewaris HG Corp.”

“Dan Minhyo, perkenalkan dari yang paling ujung kanan adalah Choi Minho, lalu itu Kim Jonghyun, lalu yang ditengah itu Onew dan Taemin, di sebelah Taemin ada Key lalu yang paling kiri adalah manajer mereka. Mereka adalah SHINee.”

“Oh ne, bangapseumnida!” ucap Minhyo sambil membungkuk memberi salam. Lalu Minhyo kembali duduk manis di kursinya. “Eh? Tadi samchon bilang apa? SHINee?!”

TBC

Ah akhirnya TBC juga. Gimana ceritanya? Gaje kan? Hahaha mian, ini juga author masih dalam tahap belajar.

Untuk chap depan apa yang akan terjadi? Kenapa Youngmin marah? Dan kenapa SHINee bisa ada di sekolah Minhyo? Nantikan jawabannya di chap depan. :D

Jangan lupa RCL ya J

Gamsahamnida...